Karir Liu Terkendala Budaya Tiongkok

Sabtu 10-11-2012,09:27 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Jika Terpilih Petinggi PKT, Jadi Kunci Propaganda HONGKONG  - Transisi kepemimpinan Tiongkok memberikan harapan baru bagi sejumlah politikus. Terutama para politikus perempuan. Mereka berharap, seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama yang memberikan banyak porsi kepada kaum hawa, pemimpin baru Negeri Panda itu akan melakukan hal yang sama. Hingga kini, belum pernah ada seorang perempuan yang duduk di Standing Committee Partai Komunis Tiongkok (PKT). Komite tersebut beranggota sembilan orang dan semua selalu pria. Tapi, kali ini ada harapan bagi Liu Yandong untuk menjadi salah seorang anggota komite utama PKT. Apalagi, selama ini dia merupakan satu-satunya politikus perempuan yang menjadi anggota badan eksekutif PKT. Tidak hanya mumpuni dalam bidang politik, Liu pun memiliki peluang besar menjadi anggota Standing Committee PKT. Sebab, latar belakangnya sebagai putri Liu Ruilong, mantan wakil menteri pertanian, juga cukup menunjang. Lagi pula, keluarga besar Liu punya hubungan saudara dengan mendiang mantan Presiden Jiang Zemin dan Presiden Hu Jintao yang segera lengser. Kendati demikian, sejumlah pengamat politik tidak yakin Liu akan sukses menembus Standing Committee PKT yang selama ini didominasi oleh kaum adam. \"Saya rasa, partisipasi perempuan dalam politik Tiongkok masih berupa lambang saja. Sebab, ada kendala sosial, budaya, dan politik yang sulit diatasi,\" kata Xi Chen, asisten dosen ilmu politik pada University of Texas-Pan American, seperti dilansir CNN kemarin (9/11). Namun, kalangan akademisi justru berharap agar Liu terpilih sebagai anggota standing committee. Dengan demikian, Beijing bisa menunjukkan kepada dunia bahwa mereka telah berubah. \"Itu akan menjadi terobosan penting bagi Tiongkok. Itu juga bakal menjadi bukti penghargaan pemerintah terhadap perempuan,\" ungkap Leta Hong Fincher, mahasiswa program doktor Tsinghua University. Jika Liu terpilih sebagai anggota standing committee, menurut Leta, peluang bagi politisi perempuan Tiongkok untuk menduduki jabatan penting semakin terbuka. Tapi, tentunya, peluang-peluang itu tidak akan datang dengan sendirinya. \"Sebuah keberhasilan tidak akan langsung diikuti dengan serentetan kebaikan. Tidak berarti status perempuan dalam bidang politik akan langsung naik,\" ungkapnya. Oleh karena itu, politisi perempuan di Tiongkok harus tetap mengaktualisasikan diri secara maksimal. Setidaknya seperti Liu yang tidak pernah lelah mengabdi kepada PKT. Dia juga berusaha menepati seluruh komitmen politiknya serta tidak melanggar aturan-aturan PKT. Apalagi, melakukan tindakan tidak terpuji seperti korupsi atau kolusi. \"Jika terpilih (sebagai anggota standing committee), Liu akan memegang posisi penting sebagai kunci propaganda. Apalagi, dia memiliki pemikiran yang sangat liberal,\" terang Hoover Institution pada Stanford University. Lambat laun, menurut lembaga tersebut, posisi Liu akan memengaruhi cara pandang pemerintah terhadap politisi perempuan. Dengan demikian, komposisi politisi perempuan akan bertambah. Saat ini hanya sekitar 2,2 persen perempuan bekerja yang memegang peranan penting pada lembaga-lembaga pemerintahan atau partai. Meski jumlahnya sedikit, menurut All-China Women\"s Federation, perempuan-perempuan itu menduduki jabatan yang cukup bergengsi. \"Sampai tahun lalu, angkatan kerja perempuan di negara ini berkisar 22 persen, lebih banyak daripada AS yang sekitar 17 persen saja,\" terang federasi itu. (CNN/hep/c4/ami)

Tags :
Kategori :

Terkait