Menengok Rumah Warga Kampung Keputihan di Tengah Perubahan Zaman

Jumat 18-08-2017,08:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Sudah 72 tahun Indonesia merdeka, infrastruktur di sebagian besar wilayah mengalami perubahan signifikan. Tapi tidak di Kampung Keputihan Desa Kertasari, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Rumah-rumah milik warga Kampung Keputihan seperti tertinggal zaman. Dinding rumah warga terbuat dari anyaman bambu, atapnya dari welit. Selain itu, lantai rumah warga tidak menggunakan ubin maupun keramik. Jendela rumah tidak menggunakan unsur kaca. Namun, hal itu merupakan warisan adat budaya leluhur yang masih dijaga dan dirawat warga sebagai kearifan lokal. Leluhur Kampung Keputihan mewariskan budaya hidup sederhana di tengah perubahan zaman yang kian modern. \"Semua rumah yang ada di Blok Keputihan sama. Pakai dinding bambu anyam seperti rumah zaman dulu,\" kata Ketua RT 2 Kampung Keputihan, Endang Yusuf. Menurut Yusuf, warga di Kampung Keputihan masih taat dengan warisan budaya leluhur yang melarang dinding rumah menggunakan tembok. Atap rumah harus menggunakan bahan dedaunan dari tebu. Jendela rumah tidak boleh menggunakan unsur kaca. \"Kita masih tidak berani melanggar larangan itu. Karena barang siapa yang melanggar pasti sakit,\" kata Yusuf. Meski demikian menurut Yusuf, sebagian rumah warga perlahan ada yang berubah. Ada beberapa rumah warga ada yang mulai berubah dari lantai tanah liat kini disemen. Ada juga rumah warga yang tidak lagi menggunakan welit, tapi sudah berganti asbes atau seng. Perubahan sebagian rumah warga tersebut karena alasan kelangkaan bahan material. \"Karena kelangkaan daun tebu di sini, jadi tidak masalah (atap asbes, red). Namun bentuk rumah tidak ada yang berubah, masih bentuk tradisional,\" ujar Yusuf. (cecep)

Tags :
Kategori :

Terkait