JAKARTA- Indonesia berhasil menjawab keraguan Olympic Council of Asia (OCA). Infrastruktur Asian Games XVIII/2018 yang dikhawatirkan tidak bisa selesai tepat waktu nyaris dirampungkan semua. Akhir tahun nanti sudah finishing, siap digunakan untuk tes event pada Februari tahun depan. Kesiapan itu disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat seremoni hitung mundur 365 hari menuju Asian Games di Monas tadi malam (18/8). Basuki dan jajarannya adalah pihak yang harus kerja siang malam untuk memastikan infrastruktur Asian Games 2018 selesai tepat waktu. Baik di Jakarta maupun Palembang. “Sebanyak 14 venue di GBK (kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, red) yang direnovasi, rata-rata progresnya sudah 80 persen ke atas. Semuanya selesai Desember,” kata Basuki saat ditemui tadi malam di Monas. Bukan hanya venue di Senayan, perkampungan atlet yang ada di Kemayoran, Jakarta Pusat, juga nyaris rampung. Bahkan, penyelesaian venue yang paling akhir konstruksinya itu sudah 98 persen. Oktober nanti rampung. Dengan perkembangan seperti itu, pertemuan OCA dengan panitia lokal Asian Games kemarin berjalan lancar. Sudah tidak banyak lagi pertanyaan soal penyelesaian infrastruktur. “Mereka sudah percaya akan selesai,” lanjut Basuki. Asian Games 2018 akan menjadi salah satu event olahraga paling akbar yang pernah diselenggarakan di Indonesia. Itu adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah multievent tingkat Asia setelah Asian Games 1962. Meski sama-sama Asian Games, tingkat kerumitannya sangat berbeda. Saat itu atlet yang berlaga hanya 1.460. Mereka berlomba pada 15 cabang olahraga. Negara kontestan pun hanya 16. Kini atlet dan ofisial saja mencapai 11 ribu. Negara yang berpartisipasi 45. Biaya penyelenggaraan mencapai Rp4,5 triliun. Menyelenggarakan multievent terbesar kedua setelah Olimpiade itu, Indonesia pada awalnya tergagap-gagap. Apalagi, hak menjadi tuan rumah didapatkan setalah Vietnam yang sebelumnya menang pemilihan mengundurkan diri. Waktu yang dipersiapkan Indonesia untuk menyelesaikan semua persiapan tidak banyak, hanya sekitar empat tahun. Namun, persiapannya baru benar-benar dikebut sekitar setahun terakhir. Tidak berlebihan jika kemudian para kontraktor yang memenangi tender pembangunan infrastruktur Asian Games harus kerja siang malam. Di kompleks Gelora Bung Karno, aktivitas alat berat seolah tak pernah berhenti. Hingga kemarin penyelesaian lapangan sepak bola, lintasan lari, dan kolam renang terus dikebut. Penyelesaian sejumlah fasilitas pendukung seperti tribun penonton serta lahan parkir juga digenjot. Bagaimana dengan infrastruktur di Palembang? Beberapa venue seperti gelanggang menembak dan fasilitas danau untuk rowing memang baru berjalan separo. Namun, Basuki optimistis pembangunannya bisa rampung akhir tahun ini. Dengan mulusnya pembangunan infrastruktur, saat ini fokus beralih pada persiapan penyelenggaraan dan prestasi. Menpora Imam Nahrawi kembali mengingatkan, Indonesia ditargetkan bisa masuk 10 besar di Asian Games. “Untuk 10 besar, kita butuh setidaknya 20 medali emas,” ujarnya. Karena itu, cabor-cabor yang sejak awal menjadi keunggulan Indonesia akan mendapatkan fokus ekstra untuk digembleng. Di antaranya adalah dayung, bulu tangkis, panjat tebing, dan bela diri. Kemenpora sudah mengeplot beberapa event untuk menguji kemampuan atlet Indonesia. Salah satunya SEA Games yang kini sedang berlangsung di Malaysia. HITUNG MUNDUR Tadi malam Presiden Joko Widodo meresmikan countdown 365 hari menuju Asian Games. Dia unjuk kemampuan memanah sasaran di atas panggung. Presiden menyatakan, Asian Games tidak hanya menjadi ajang kompetisi olahraga antarnegara-negara Asia. “Asian Games akan menyatukan kekuatan dan mempererat perdamaian di Asia,” tuturnya. Dia mengajak seluruh elemen bangsa untuk menyukseskan Asian Games. Itu akan sekaligus membawa nama bangsa di kancah internasional. (byu/ben/c10/ang)
365 Hari Hitung Mundur, Jakarta-Palembang Siap Helat Asian Games 2018
Sabtu 19-08-2017,06:05 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :