Hari Ini Ribuan Petani Tebu Kepung Istana,  Kerahkan 16 Bus  dari Cirebon

Senin 28-08-2017,07:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON- Langkah para petani tebu untuk melakukan aksi ke Jakarta sudah tak terbendung. Dari Kabupaten Cirebon, kurang lebih 1.000 petani tebu menuju Jakarta untuk bergabung dengan sekitar 5.000 petani lainnya dari berbagai kota di Indonesia. Rencananya mereka akan aksi di Istana Negara, hari ini Senin (28/8). ”Kita akan berangkat menggunakan 16 bus,\" sebut Ketua DPD APTRI Jawa Barat versi DPN APTRI, H Nana Karnadi saat berdialog dengan anggota DPR Dapil Cirebon-Indramayu, Dave Akbarshah Fikarno, kemarin (27/8). Nana mengatakan demo ini menjadi puncak kekecewaan petani terhadap kebijakan pemerintah. Selain membenai petani dengan PPN 10 persen, pemerintah juga menyegel gula petani dengan alasan tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Saat bersamaan, pemerintah justru melakukan impor gula rafinasi. Tentu kebijakan ini menyakitkan para petani. Meskipun untuk pemberlakukan PPN 10 persen untuk gula kini sudah dicabut. \"Petani sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Sampai-sampai mereka jual ternak untuk menyambung hidup,\" kata Nana. Dijelaskan, penyegelan gula menjadi puncak kekecewaan petani. Apalagi tanpa penjelasan pasti soal standar gula. Akibatnya gula petani tak ada yang mau membeli. Pasar justru dibanjiri gula impor yang merupakan gula rafinasi. Gula ini bukan untuk konsumsi, tapi untuk kebutuhan industri makanan dan minuman. \"Karena kesulitan itu, APTRI hari Senin (hari ini, red) akan demo meminta kebijakan. Itu gula mau diapakan? Sudah tidak laku, disegel lagi,” tandas Nana. Selama ini, gula petani lokal hanya ditawar oleh Bulog senilai Rp9.700 per kilo. Rendahnya harga beli lantaran adanya peraturan presiden mengenai penetapan Harga Eceran Tertinggi(HET) di pasaran Rp12.500 per kilogram. Sehingga Bulog hanya mematok harga gula Rp9.700 dari petani. \"Harga HET ini juga perlu ditingkatkan. Karena peraturan presiden memberlakukan HET di pasaran sebesar Rp12.500, harga gula petani menjadi rendah,\" tambah Nana. Hal yang sama disampaikan salah satu pengurus DPC APTRI PG Tersana Baru, Surma. Pada tahun ini petani tebu mengalami peridoe paling terpuruk. Sebab dari periode satu sampai periode sepuluh, gula petani baru terlelang satu periode. Sehingga modal kerja petani sudah habis. Apalagi setelah adanya penyegalan, sehingga gula yang 10 persen tidak bisa keluar. “Ini mestinya keluar, untuk modal petani. Persoalan ini harus dicarikan solusinya,\" katanya. Tak hanya itu, derita petani bertambah lantaran kredit pengganti KKPE untuk petani tebu ini juga belum berjalan. Maka dari itu pihaknya tetap bakal melakukan aksi demo demi mempertaruhkan harga gula yang layak dibeli oleh Bulog. \"Harga pokok produksi gula saja Rp10.500, masa mau dijual Rp9.700. Habis dong petani,\" ujarnya. (jml)  

Tags :
Kategori :

Terkait