KUNINGAN-Bentang alam yang dimiliki Kabupaten Kuningan memang indah dan menarik banyak wisatawan. Misalnya bekas penggalian batu dan bukit Lambosir yang berada di Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Kedua objek wisata ini ramai dikunjungi wisatawan domestik. Mungkin nama Lambosir belum seterkenal Panembongan, Tenjo Laut atau objek wisata lainnya. Namun untuk urusan keindahan pemandangan, Lambosir menawarkan sensasi yang sangat luar biasa. Betapa tidak, dari kawasan yang berada di ketinggian 849 mdpl itu terlihat panorama Setu Patok yang berada di Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon dengan garis pantainya hingga Gunung Slamet di Jawa Tengah. Dari Lambosir ini juga bisa melihat kawasan Kabupaten Kuningan di sebelah selatan dengan barisan pegunungan yang memanjang sampai ke timur. Jalan menuju Lambosir juga sudah nyaman bagi pengunjung. Meski tidak diaspal, namun pihak pengelola memasang coran sepanjang jalan yang meliuk-liuk tersebut. Untuk mencapai lokasi cukup mudah. Pengunjung bisa masuk melalui Linggarjati kemudian ke Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus dan terus menyusuri jalan aspal desa sampai naik ke gunung. Bagi yang suka jalan kaki, rute yang menanjak dan berkelok menjadi tantangan tersendiri. Butuh waktu sekitar setengah jam dari batas Desa Setianegara untuk sampai ke Villa Lambosir. Medan yang indah ditambah latar belakang Gunung Ciremai yang seperti terlihat sangat dekat, makin memanjakan mata pengunjung. Sepanjang jalan tidak ada pemukiman penduduk, dan jalan juga hanya bisa dilalui satu kendaraan roda empat. Sejumlah pengunjung memanfaatkan libur akhir pekan untuk sekadar menikmati pemandangan Lambosir. “Kebetulan anak ngajak jalan-jalan. Saya akhirnya memilih Lambosir karena udaranya sejuk, ditambah lagi pemandangannya sangat indah. Mumpung masih kemarau, saya dan anak ke Lambosir. Kalau sudah musim hujan, enggak berani lantaran di sekitar sini banyak geledeknya,” terang Sunaryo, salah seorang pengunjung yang datang bersama anaknya menggunakan motor. Encu memilih memakai motor lantaran bisa cepat sampai. Dia mengaku, dulu sempat juga ke Lambosir ketika jalannya masih rusak. Namun sekarang sudah dicor oleh pengelola sehingga membuat pengendara motor lebih nyaman, dan tidak takut mesin motor menjadi panas. “Dulu mah selain jalannya menanjak juga masih tanah dan banyak batunya. Alhasil motor saya enggak kuat nanjak. Sekarang karena jalannya sudah bagus, motor saya kuat sampai lokasi akhir,” ucap lelaki yang mengaku memiliki dua anak dari istri keduanya tersebut kepada Radar. Saepudin, warga Setianegara menuturkan, pengunjung akan dipungut tiket masuk sebesar Rp15 ribu oleh petugas dari Ciremai Green Lambosir di pos pintu masuk. Tiket sebesar itu hanya untuk sampai ke bumi perkemahan Lambosir. Pengunjung kemudian diharuskan membayar lagi jika ingin masuk ke Villa Lambosir, di mana terdapat sebuah villa jenis panggung terbuat dari kayu lengkap dengan sarana umum seperti toilet, kamar tidur dan musala. Tak jauh dari villa terdapat menara pengawas yang semula difungsikan untuk memantau titik api atau kebakaran di Gunung Ciremai. Dia juga menambahkan, jumlah pengunjung cukup banyak ketika libur akhir pekan seperti Sabtu dan Minggu. Bahkan ketika libur Lebaran lalu, pengunjung yang melintas di desanya menuju Lambosir sangat banyak, mayoritas berasal dari luar Kuningan, seperti Cirebon, Majalengka maupun Indramayu. “Sejak jalannya bagus, pengunjung yang datang juga semakin banyak. Saya sering diajak teman untuk menemani ke Lambosir,” ujar pria yang akrab dipangil Uyut Empud tersebut. (ags)
Bukit Lambosir, Surga di Utara Kuningan Makin Digandrungi
Jumat 01-09-2017,16:05 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :