Berharap Tradisi Tetap Berlanjut

Jumat 16-11-2012,09:38 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Shalat Ashar, Pawai Obor dan Dzikir Akbar Jadi Andalan KEJAKSAN- Untuk menyambut Tahun Baru Islam 1434 Hijriyah, Pemerintah Kota Cirebon melaksanakan pawai obor dan dzikir akbar, Rabu (14/11). Kegiatan ini merupakan suatu bentuk peringatan tahun baru Islam, sekaligus Hari Jadi Kota Cirebon ke-643. Wali Kota, Subardi SPd mengatakan, pawai obor dan dzikir akbar sudah menjadi tradisi yang tidak bisa dipisahkan dari Kota Cirebon. \"Kami tetap berpegang teguh untuk memperingatinya dengan pawai obor dan dzikir akbar. Karena, Kota Cirebon adalah kota yang didirikan oleh salah satu Wali Songo,\" ujar dia, kepada Radar. Dikatakan, untuk menghormati pendiri Kota Cirebon, Subardi meminta agar tradisi-tradisi ini dipertahankan. Apalagi, Kota Cirebon adalah satu-satunya daerah yang memperingati hari jadi berdasarkan kalender hijriyah. \" Ada beberapa kegiatan yang selama ini jadi andalan yakni, shalat ashar berjamaah di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kasepuhan, ziarah ke makam Sunan Gunung Jati, dzikir akbar, dan pawai obor ini,\" bebernya. Ia juga berpesan, agar saat dirinya berhenti menjabat sebagai wali kota, tradisi ini tidak dihentikan. Justru ia berharap kegiatan ini dapat dikolaborasikan lebih baik lagi. \"Tolong dimaknai oleh pemimpin ke depan, baik itu oleh wali kota dan wakil wali kota 2013-2018 mendatang. Ini momen yang bagus, saya harap dapat dipertahankan, atau dikolaborasikan dan diteruskan menjadi lebih baik,\" katanya. Sementara itu, di tengah kemeriahan pawai obor, salah seorang peserta justru mengaku kecewa. Peserta pawai dari RW 02 Karang Anyar, Kelurahan Kesambi, Kecamatan Kesambi, Drs Moch Hasan S mengungkapkan, saat rombongan pawai tiba di lokasi finish, tidak ada satupun pejabat atau panitia yang menyambut kedatangan rombongan. \"Pada saat pawai obor itu selesai, para pejabat, muspida ataupun panitia tidak ada di tempat. Kok kenapa saat pelepasan semuanya lengkap, tapi saat kedatangan malah nggak ada. Minimalnya panitianya ada,\" sesalnya, saat mendatangi Graha Pena Radar Cirebon, Kamis malam (15/11). Didampingi oleh perwakilan masyarakat lainnya, Hasan mengatakan, keberadaan pejabat di akhir pawai, dirasa sangat penting, sebagai bentuk apresiasi pemerintah dan pihak penyelenggara pada para peserta. Tidak hanya itu, dia juga menyesalkan ketidakjelasan rute yang disampaikan oleh pihak panitia. Sebab, dalam undangan, hanya tercantum lokasi start di Balaikota dan finish di Alun-alun Kejaksaan. \"Kami pikir karena dekat akhirnya kami libatkan anak-anak. Tapi, setelah maghrib kami dapat kabar kalau rutenya itu memutar,\" tukasnya. Dia pun meminta pada pihak penyelenggara untuk menjadikan masukannya sebagai evaluasi untuk tahun mendatang. Jangan sampai, perhelatan pawai obor ini hanya sebatas seremoni belaka. Tanpa mengindahkan makna di balik kegiatan itu sendiri.(nda/kmg) FOTO: RADEN DEDI HARYADI/RADAR CIREBON ATRAKTIF. Peserta memainkan atraksi api saat pawai obor melintas di Jl Siliwangi. Pawai obor menjadi salah satu tradisi yang identik dengan peringatan Tahun Baru Islam di Kota Cirebon.

Tags :
Kategori :

Terkait