Subardi Kritik Pedas Oki

Jumat 16-11-2012,09:50 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Dianggap Masih Menjaga Jarak CIREBON - Kader loyalis PDIP, Subardi mengkritik sikap calon wali kota dari PDIP, Bamunas Setiawan Boediman (Oki), yang dianggap masih menjaga jarak dengan kader Moncong Putih, termasuk dengan dirinya. Wali Kota Cirebon itu menumpahkan kekesalannya di depan calon wakil wali kota pasangan Oki, Priatmo Adji saat pagelaran wayang malam 1 Muharam di depan Kantor Kelurahan Kejaksan, Rabu malam (14/11). Kekesalan Subardi disampaikan bukan di depan panggung wayang kulit. Melainkan di ruangan kerja lurah Kejaksan yang tak jauh dari panggung. Di dalam ruangan itu, selain ada Priatmo Adji dan istrinya, kader PDIP Djarot Adisutarto, lurah Kejaksan dan stafnya, juga ada penyelenggara pagelaran wayang kulit yakni Ketua Paguyuban Cirebon Bangkit (PCB) Eti Herawati (Eeng Charli). Subardi agak kecewa dengan sikap Oki yang tidak pernah sowan dan menjaga komunikasi dengan dirinya, sebagai kader PDIP dan wali kota. Sebab bagaimanapun, kata Subardi,  dirinya pernah dua kali berhasil memenangkan pertarungan politik dalam pemilihan wali kota Cirebon.  “Saya sih belum turun, orang merekanya (Oki-Adji) juga belum pernah datang ke saya,” katanya dengan ekspresi wajah marah. Subardi juga mengatakan, dirinya punya basis suara PDIP yang siap memenangkan calon wali kota dari partainya. “Saya ini kan preman, masih bisa nylasap-nylusup (blusukan) ke RW-RW untuk mencari suara,” kata pria yang saat itu mengenakan peci dan baju koko putih. Sebaliknya, Subardi malah memuji Nasrudin Azis yang setiap hari bisa berkomunikasi dengan dirinya. “Dalam perjalanan ke Bandung pun, Azis sempat-sempatnya telepon saya, sering juga SMS,” kata pria yang dijuluki Mr Cool ini. Saat Subardi menyampaikan unek-uneknya tentang Oki malam itu, Priatmo Adji langsung berinisiatif menelpon Oki. Telepon pun tersambung, dan Adji meminta Oki untuk segera datang ke kantor lurah Kejaksan untuk menemui Subardi. Namun, Subardi buru-buru mencegahnya. “Ah, enak aja, jangan di sini. Sekarang tidak ada urusan dengan politik. Saya ke sini untuk urusan (nonton) wayang,” kata Subardi sambil ngeloyor pergi meninggalkan ruangan lurah Kejaksan. Saat pergi meninggalkan ruangan lurah Kejaksan, Subardi terlibat pembicaraan dengan beberapa orang di depan panggung. Sekitar 20 menit kemudian, Subardi pamit pergi menuju Masjid Attaqwa untuk menjemput istrinya yang pulang dari mengikuti pengajian malam 1 Muharram 1434. Ketika menghadiri Pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman, tadi malam (15/11), Subardi menegaskan kembali rasa kecewanya. “Ya mungkin mereka (Oki-Adji) sudah bisa jalan sendiri tanpa saya,” katanya. Subardi berharap agar Oki-Adji sering berkomunikasi dan sharing dengan kader PDIP untuk menyusun strategi agar PDIP kembali meraih kemenangan di Pilwalkot 2013 mendatang. \"Nah, sharing. Mungkin saja beliau (Oki, red) belum sempat atau bagaimana. Jangan ke saya kalau mau memohon doa restu, tapi ke masyarakat. Dengan saya cukup sharing saja,\" paparnya. Sebagai kader PDIP, Subardi merasa ada yang berubah pada partainya saat ini. \"PDIP dulu partainya wong cilik. Sekarang sih partai wong duwur. Sebab calone duwur-duwur,\" imbuhnya. Bahkan, Subardi memastikan jika calon wali kota sudah dapat menafsirkan ilmu \"Aja Pura-pura\" (jangan pura-pura), dialah pemenangnya. \"Silakan tafsirkan sendiri, yang bisa dialah yang akan jadi (wali kota, red). Seperti saya dulu, ilmunya kaligane (kebetulan, red). Coba bayangkan, saya tidak mampu, guru SD, nama tidak dikenal, uang tidak ada, tapi bisa kalahkan calon lain,\" ujarnya. (nda)

Tags :
Kategori :

Terkait