Di Kuningan, Gas 3 Kg Tembus Rp25.000 Per Tabung

Selasa 19-09-2017,11:15 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN - Sudah sejak satu minggu terakhir ini, warga di sejumlah daerah di Kabupaten Kuningan mengeluhkan langkanya gas elpiji/LPG (Liquefied Petroleum Gas) ukuran 3 kilogram di pasaran. Sekalipun ada, harganya melambung tinggi hingga mencapai Rp25.000 per tabung dari biasanya hanya di kisaran Rp18.000 hingga Rp20.000. Berdasarkan pantauan Radar Kuningan, kelangkaan gas melon di wilayah Timur terjadi di daerah Kecamatan Kalimanggis dan Ciawigebang. Sedangkan di wilayah Utara terjadi di Kecamatan Cilimus hingga Kramatmulya. Seperti dikeluhkan Samsudin warga Desa Kalimanggis, mengaku kelangkaan gas sudah terjadi sejak sepekan terakhir ini. \"Saya sampai mencari ke daerah Ciawigebang ternyata kosong. Sekalinya ada harganya mencapai Rp25.000 per kilogram,\" ujar Samsudin. Kondisi serupa juga dialami Asep, warga Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas melon sejak beberapa hari terakhir ini sehingga memaksanya harus beralih ke kayu bakar untuk kebutuhan memasak di dapur. \"Saya sampai titip tabung ke warung di daerah Bandorasa supaya ketika ada kiriman, saya bisa dapat. Untuk sementara, masak di dapur pakai kayu bakar dulu,\" ujar Asep. Sementara itu, salah satu pemilik toko klontongan di Bandorasa Yoyoh mengaku sudah hampir sepekan ini kiriman gas ukuran 3 kilogram mengalami pengurangan hingga separuhnya. Jika sebelumnya setiap dua hari sekali mendapat kiriman 10 tabung gas melon, kali ini hanya lima tabung saja. \"Kiriman dua hari sekali hanya lima tabung, saat itu juga langsung habis. Untuk harga saya masih berlakukan Rp20.000 saja,\" kata Yoyoh. Sementara itu, salah seorang pemilik pangkalan gas di daerah Cilimus Ika mengaku, sejauh ini dia mendapatkan pasokan gas dari agen masih normal. Namun herannya permintaan di pasaran melonjak tajam sehingga setiap kali dia mengirim ke warung dan toko, saat itu juga langsung habis. \"Saya mendapat kiriman dari agen masih rutin dengan jumlah normal seperti biasa. Namun saya juga heran, di pasaran cepat habis bahkan yang belinya dari desa tetangga,\" ujar Ika. Ika menduga kelangkaan gas tersebut disebabkan karena meningkatnya penggunaan gas 3 kilogram di tingkat masyarakat mengingat saat ini sedang musim hajatan. \"Mudah-mudahan kondisi ini tidak berlangsung lama. Setelah musim hajatan berakhir, sepertinya stok di pasaran akan kembali normal,\" ujar Ika. (fik)

Tags :
Kategori :

Terkait