IM Diduga Jaringan ISIS di Indonesia, Sudah Lama Siapkan Rencana Teror

Jumat 22-09-2017,06:06 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Mabes Polri terus mendalami jaringan terduga teroris berinisial IM yang ditangkap saat Presiden Jokowi berkunjung ke Cirebon, Senin lalu (18/9). Sejauh ini polisi memastikan pria asal Majalengka itu pendukung Negara Islam Iraq Syria (ISIS). (Baca: Rumah Terduga Teroris di Majalengka Digeledah, Ini Barang Bukti yang Ditemukan) Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polisi Brigjen (Pol) Rikwanto mengatakan IM tergabung dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang juga sebagai salah satu elemen ISIS di Indonesia. “Hasil pemeriksaan memang kami ketahui dia (IM, red) anggota JAD. Pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi,” kata Brigjen Rikwanto di Jakarta, Kamis (21/9). Lebih lanjut Rikwanto menjelaskan, IM sudah lama mempersiapkan rencananya menebar teror. Saat membekuk IM di sekitar Bandara Cakrabuana, Penggung, juga menemukan airsoft gun, sangkur dan buku ajaran radikal. Menurut Rikwanto, para tetangga IM juga sudah mencurigai gelagat pria yang bekerja sebagai sales farmasi itu. Sebab, IM sering membuat pengajian yang tertutup. \"Hasil informasi yang didapat dari tetangganya, memang IM belakangan ini membuat pengajian tertutup dan eksklusif. Itu mungkin cikal bakal dia menjadi radikal dan mau melakukan aksi teror. Data-data itulah yang kini terus didalami,\" jelasnya. Sebelumnya, saat tim gabungan terdiri dari Densus 88, Polres Majalengka, dan Polres Cirebon Kota melakukan penggeledahan rumah IM di Blok Jumaah, Desa Burujul Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Selasa (19/9), ditemukan buku-buku berisikan ajakan jihad dan sebuah catatan yang berhubungan dengan Abu Bakar Al-Baghdadi, salah satu tokoh ISIS di Iraq. (Baca: Pekarangan Rumah Terduga Teroris di Majalengka Jadi Tempat Latihan Tembak) Selain itu, polisi juga menemukan pecahan sendok dan gambar kartu yang diduga digunakan untuk berlatih menembak di pekarangan belakang rumahnya, lengkap dengan proyektil dan gotri bekas. Sedangkan yang diduga menjadi sasaran tembak adalah beberapa lembar kartu gambar dan sendok logam yang sudah terlihat bolong akibat hantaman proyektil. Kapolres Cirebon Kota AKB Adi Vivid Agustiadi Bahtiar menjelaskan, IM diduga kerap mengadakan latihan menembak di pekarangan rumahnya. Baik itu dengan air soft gun maupun senapan angin. Ini didapatkan dari barang bukti 8 butir proyektil dan gotri bekas dan ada yang masih utuh. Cara latihan IM, lanjut Adi Vivid, kartu gambar ditempel pada dinding dan dijadikan sasaran tembak. Sendok logam serta botol bekas minuman soft drink juga diduga menjadi salah satu bagian sasaran latihan menembak tersebut. Selain itu, petugas juga menemukan sangkur dan sarungnya di kamar tidur, serta pisau lipat di dapur belakang rumah. “Bisa dilihat dari bekas gotri senapan angin, diduga yang bersangkutan melakukan latihan menembak dengan sasaran sendok, dengan jarak efektifnya 2-3 meter sendok bisa tembus. Ini berarti (senjata) yang dipakai latihannya berbahaya,” jelas Adi Vivid. Mengenai botol bekas yang turut diamankan sebagai barang bukti, Vivid menjelaskan jika pola pecahan pada botol bekas tersebut tidak wajar. Pada bagia badan botolnya seperti bekas tertembus peluru. “Karena kalau botol yang sengaja dipecahkan maka bekas pecahannya berserakan ke mana-mana,” lanjut kapolres. Mengenai motif tersangka, Adi mengarakan ada dua kemungkinan. Karena IM berada di lokasi saat  sedang berlangsung kunjungan RI-1, bisa saja sasarannya adalah Presiden Jokowi. Tapi, pada saat itu juga ada petugas kepolisian yang berjaga dan posisinya cukup dekat dengan pelaku, bisa saja sasarannya polisi. Pihaknya juga mendalami potensi keterlibatan jaringannya karena IM diduga tidak bekerja sendiri. (cr5/jpc/azs)

Tags :
Kategori :

Terkait