Meresapi Babad Cirebon di Keraton Kanoman

Sabtu 23-09-2017,12:35 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-648 tahun silam, tempat ini (Keraton Kanoman, red) menjadi awal sejarah pendirian bangunan pertama di Cirebon. Itulah tanah witana yang ada di kompleks Keraton Kanoman. Di tanah itu, gedung atau bangunan pertama dibangun oleh Pangeran Cakrabuana atau Pangeran Walangsungsang setelah dibuka lahan oleh Ki Gede Alang-Alang, tepat pada tanggal 1 Muharam. Momen inilah yang kemudian diperingati setiap tahun sebagai hari jadi Kota Cirebon seperti yang termaktub dalam Perda No 5 Tahun 1996. Dalam peringatan itu, setiap tahunnya selalu dilaksanakan pembacaan Babad Cirebon. Tahun ini sedikit berbeda, karena pembacaan babad dilakukan setelah tanggal 1 Muharam. Namun demikian tidak menutup kekhidmatan dalam pembacaan babad yang disaksikan oleh Sultan Kanoman XII Moch Emirudin dan sejumlah tamu undangan. Tak ketinggalan pula warga yang ikut larut dalam pembacaan babad yang dibacakan oleh Pangeran Komsi. Tim Sejarawan Keraton Kanoman, Deddy Syekh menjelaskan pembacaan babad ini menjadi bagian penting untuk mengetahui sejarah dan asal usul. Terutama kapan penyebaran Islam terjadi di Cirebon. Dengan mengacu pada peristiwa yang pernah terjadi, di mana Cirebon dulu merupakan bagian dari Kerajaan Indraprahasta, Kerajaan Singapura dan Cirebon hingga kini menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembacaan naskah babad dimulai dari awal pembukaan alas oleh Ki Gede Alang-Alang. Di mana tempat tersebut pernah ditinggalkan di bawah Kerajaan Singapura. Kemudian dibuka oleh Ki Gede Alang-Alang dan dilanjutkan Pangeran Cakrabuana. \"Dua tokoh ini yang kemudian mengembangkan hingga kemudian dilanjutkan Syekh Syarif Hidayatullah,\" jelasnya. Setelah pembacaan naskah, tradisi dilanjutkan dengan kirab Agung Kereta Paksi Nagaliman ke Gunung Sembung. Suatu tradisi yang sejak dulu dilakukan. Di mana kedua tempat ini tidak bisa dipisahkan. Dua titik terkoneksi, merupakan sentra pendidikan Islam di Gunung Sembung dan Kanoman sebagai pusat pemerintahan. Kepala Disbudpar Kota Cirebon, Dana Kartiman mengatakan dasar kegiatan ini Perda No 5 tahun 1996 yang memutuskan tanggal 1 Muharam dimulainya Babad Cirebon. Pembacaan babad tidak hanya dimaknai hanya dengan cerita dan kata-kata, tapi juga cermin untuk melestarikan tradisi dan juga mengetahui asal-usul sejarah Sirebon. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait