TKI Asal Cirebon Kecelakaan saat Kerja, Dikurung Majikan, Tidak Digaji

Selasa 24-10-2017,18:36 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Hasan Basri (22), TKI asal Desa Setu Kulon, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, yang bekerja pada kapal ikan Taiwan di Afrika Barat mengalami kecelakaan kerja. Pasca kecelakaan, Hasan bukannya diobati dengan baik. Setelah pulang dari rumah sakit, dia justru dikurung dan diisolasi majikannya pada sebuah kamar. Hingga saat ini, keluarga belum tahu kapan Hasan akan dipulangkan. Keluarga sudah menghubungi perusahaan penyalur kerja Hasan, namun tidak ada respons baik. Makanya, hingga saat ini keluarga bingung, bagaimana Hasan bisa pulang secepat mungkin. Ibunda Hasan, Turinah mengatakan, semua berawal ketika putranya mengalami kecelakaan kerja di kapal Taiwan pada awal September 2017 lalu. Waktu itu Hari Raya Idul Adha, Hasan terkena heller atau tali besar. Jempol tangan dan badan Hasan ikut terlilit tali hingga tangannya luka dan harus dibawa ke rumah sakit. Meski Hasan mengalami kecelakaan kerja, namun perusahaan penyalur kerja maupun pihak terkait tidak memberi tahu kabar kepada keluarganya. “Justru saya tahu dari Facebook Hasan. Di situ banyak temannya yang berkomentar. Dari situ saya mulai curiga. Saya langsung telepon anak saya. Benar saja, anak saya sedang berada di rumah sakit. Dari situ saja nggak ada sama sekali tanggung jawab perusahaan penyalur kerja,” tuturnya. Turinah tambah khawatir dan sedih setelah dari rumah sakit, Hasan bukannya mendapat perawatan yang baik dari pemilik kapal. Hasan langsung ditempatkan di asrama dengan kamar paling ujung, serta diasingkan. Bahkan, akses masuk ke kamar Hasan dikunci. Sehingga, tidak bisa ditemui orang lain. “Bahkan, orang Indonesia yang kerja di situ juga sama sekali tidak boleh menemui anak saya,” ujarnya. Turinah sangat khawatir dengan kondisi Hasan saat ini. “Saya kepikiran terus. Anak saya masih sakit, siapa yang ngurus? Sedangkan sekarang dikurung seorang diri di dalam kamar. Kalau orang sakit biasanya kan ada yang ngurus, memberi obat, atau apalah,” ujarnya. Kondisi bertambah parah, manakala Turinah mengetahui Hasan terjatuh. “Saat itu kondisinya gelap. Hasan mau kencing ke kamar mandi, tapi malah anjing majikan langsung mengejarnya. Hasan terjatuh, kondisinya bertambah parah. Hasan langsung pingsan dan dibawa ke rumah sakit lagi. Saat itu Hasan telepon dan mengatakan dia sudah nggak kuat lagi,” jelasnya. Turinah sudah menghubungi perusahaan penyalur tenaga kerja untuk kepulangan Hasan. “Katanya akan memulangkan Hasan. Tapi sampai sekarang nggak ada kepastian kapan Hasan akan dipulangkan. Ada saja alasannya. Katanya pesawatnya nggak bisa dan alasan lainnya. Sampai sekarang nggak ada kejelasan dari perusahaan kapan Hasan pulang,” ungkapnya. Hingga kini, Turinah mengaku masih sering melakukan komunikasi dengan Hasan melalui sambungan telepon. “Masih teleponan sama Hasan. Itu juga kalau ada majikannya, telepon langsung disembunyikan. Alhamdulillah teman Hasan di sana baik,” tuturnya. Lalu apa Hasan digaji? Menurut Turinah, belum dibayar oleh perusahaan tempatnya bekerja. “Sudah beberapa bulan ini nggak ada kiriman dari perusahaan Hasan bekerja. Nggak tahu uangnya dikemanakan,” ujarnya. Turinah bingung ingin mengadu kepada siapa terkait keinginannya agar Hasan bisa pulang. “Saya bingung mau ke mana lagi. Saya ingin agar Hasan bisa pulang dengan selamat,” harapnya. (den)

Tags :
Kategori :

Terkait