Awal Desember, 65 PKL Sudah Bisa Tempati Shelter Bima 

Sabtu 18-11-2017,11:03 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Bima akan pindah berjualan. Pasalnya, shelter PKL yang dibuat pemerintah Kota Cirebon sudah rampung dan siap ditempati. Namun, shelter ini tidak bisa menampung semua PKL yang ada. Lapak yang terdapat di shelter itu hanya 65. \"Itu pedagang eks penertiban saat PON kemarin sama mereka yang sudah lama berjualan di sini,\" ujar Kepala Bidang UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UKM (Disperindagkop UKM), Saefudin Jufri usai memantau shelter PKL di Bima, Jumat (17/11). Keberadaan shelter ini prioritas untuk pedagang yang menetap dan warga Kota Cirebon, bukan pedagang yang dadakan. Dengan adanya fasilitas itu, semua aspek dapat terpenuhi baik nilai estetika, maupun sarana akses publik juga tidak terganggu. Adapun fasilitas yang disediakan di shelter itu yakni etalase, meja dan kursi, wastafel, air dan listrik. \"Semua gratis, pedagang tinggal menempati. Kalau ada yang minta bayar sewa laporin ke kita,\" ucapnya. Meski sudah selesai dibangun, pihaknya belum bisa menempatkan langsung para PKL. Disperindagkop UKM terlebih dulu akan melakukan sosialisasi ke para pedagang. Terkait tata tertib dan aturan berjualan. \"Kita akan beri sosialisasi dulu ke pedagang sudah terdata, rencananya dua kali sosialisasi,\" katanya. Setelah itu, akan dilakukan launching sekaligus penempatan para pedagang. Seperti yang diketahui, proyek shelter Bima senilai Rp600 juta itu sudah rampung sesuai kontrak pada 16 November. \"Mudah-mudahan akhir November sudah selesai sosialisasi dan awal Desember shelter ditempati,\" harapnya. Sementara itu, salah satu pedagang, Suryadi (32) mengaku sudah berjualan di kawasan Bima sejak 2010. Yadi memilih kawasan Bima untuk tempat berjualan karena dinilai menguntungkan. Dalam sehari, ia bisa mendapatkan omzet sekitar Rp200 ribu dari hasil jualan es kelapa miliknya. Apalagi, bila ada pasar kaget di hari Minggu. Penghasilannya bisa mencapai Rp500 ribu. “Kalau lagi rame sehari bisa Rp200-300 ribu. Nah kalau hari Minggu bisa dua sampe tiga kali lipat,” katanya Terkait penataan pedagang di kawasan tersebut, Yadi menyerahkan semuanya kepada pihak terkait. Asalkan, kata Yadi, pedagang ditata dan mendapat lahan relokasi yang memadai. “Saya harap nanti tempat yang baru bisa ditempati pedagang dengan nyaman,” harapnya. Keinginan yang sama pun diutarakan oleh Haryono (45). Ia mengaku sudah lima tahun berjualan di kawasan Bima. Dalam sehari, ia mengaku bisa mendapatkan penghasilan Rp150 ribu. Belum lagi, saat ada event atau pertandingan olahraga. Penghasilannya bisa dua hingga lima kali lipat. “Sudah biasa di sini,\" katanya. Ia berharap, pemerintah dan pihak terkait bisa menata para pedagang dengan baik. Sebagai pedagang, ia hanya ingin berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Nggak apa-apa kalau memang harus ditata. Karena kalau gak boleh jualan disana sini kita mau makan apa?” tuturnya. (mik)

Tags :
Kategori :

Terkait