Pelebaran Persimpangan Efektif Urai Kemacetan di Jl Cipto

Senin 20-11-2017,16:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Pelebaran lima persimpangan diharapkan dapat mengurai kepadatan lalu lintas. Pasalnya, sejumlah persimpangan kerap mengalami kemacetan cukup panjang di jam padat. Pantauan Radar, sepanjang pekan kemarin, persimpangan yang mengalami penumpukan terparah ialah Jl Cipto Mangunkusumo-Jl Sudarsono. Pengamat Transportasi Ade Danu mengatakan, penataan persimpangan akan efektif bila memenuhi dua prinsip. Pertama adalah tujuan fungsional, yaitu dengan pembangunan bisa menambah kapasitas tampung kendaraan. Kemudian yang kedua adalah fungsi estetika, yang mana tujuannya untuk menata lingkungan jadi lebih indah dan jadi bagian dari keindahan kota. \"Tentunya pembangunan persimpangan di Cirebon bisa efektif bila bisa memenuhi kedua tujuan tadi,\" kata Ade, kepada Radar. Dari dua prinsip itu, kata Ade, prinsip fungsionalnya yang paling penting untuk dipenuhi. Tujuan  memperlancar arus lalu lintas,  harus didukung penambahan lebar tikungan dan geometri yang baik. Sehingga kendaraan tidak kesulitan melintas. Konsultan keselamatan transportasi ini pernah mempersoalkan geometri persimpangan Jl Pemuda-Jl Cipto Mk. Menurutnya, perlu ada perbaikan pada tikungan itu karena tidak memenuhi unsur keselamatan transportasi. Diharapkan dalam pelebaran lima persimpangan itu, ada perbaikan juga pada tikungan agar sesuai standar keselamatan. Meski demikian, pelebaran persimpangan Jl Pemuda-Cipto Mk, sejauh ini bisa mengantisipasi penumpukan kendaraan di Jl Pemuda baik yang hendak menuju Jl Sudarsono maupun berbelok ke Jl Cipto Mk. \"Di beberapa titik di Kota Cirebon sudah macet, apalagi di jam jam sibuk. Ini memang perlu penataan,\" katanya. Di lain pihak,  Kepala Bidang Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Gunawan ATD DEA menilai, kondisi jalan raya di Kota Cirebon masih dikatakan aman dilalui. Kriteria dikatakan parah adalah ketika simpangan macet terlalu panjang dan lampu kendaraan terjebak hingga tiga kali di lampu merah. \"Saat ini maksimal pengguna jalan terjebak di lampu merah selama dua kali, lebih dari itu belum pernah,\" jelasnya. Dari hasil kajian dishub, kecepatan rata-rata telambat ada di Jl Pekiringan. Kendaraan yang melintas maksimal kecepatannya 7 km/jam. Kemudian di Jl Siliwangi-Karanggetas (depan Asia-Surya Toserba) dengan kecepatan rata-rata 10 km/jam. Dua ruas jalan tersebut dilansir sebagai ruas yang setiap harinya selalu padat. \"Di bandingkan ruas jalan di Kota Cirebon, dua ruas ini yang paling parah setiap harinya,\" tuturnya. Dishub juga sudah menyusun pra rencana untuk evaluasi lalu lintas di Kota Cirebon. Diharapkan tahun depan sudah mulai tahap uji coba dan sosialiasi. Rekayasa lalu lintas ini merupakan upaya mengantisipasi perkembangan kota dan efeknya pada kepadatan lalu lintas. Sementara itu, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR), Ir Yudi Wahono DESS mengungkapkan, pelebaran persimpangan yang sedang dilakukan diprediksi tuntas pada Desember. Selain itu ada juga peningkatan Jl Cipto Mk, untuk pembetonan sepanjang 220 meter. Ketebalan beton sekitar 20 sentimeter dan lebar 18 meter, ukuran yang standar untuk jalan, mengingat Jl Cipto tidak terlalu banyak kendaraan bermuatan besar. (abd/apr)

Tags :
Kategori :

Terkait