Cuaca Ekstrem, Jokowi Minta Amankan Produksi Pangan

Senin 04-12-2017,11:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta aparat terkait sigap mengantisipasi dampak cuaca ekstrem belakangan. Terutama dampaknya terhadap produksi pangan nasional. ”Meskipun sampai sekarang belum ada masalah, ini masih bulan Desember. Nanti masih ada bulan Januari (yang harus diwaspadai pula, red),” tutur Jokowi setelah meresmikan venue akuatik di kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin. Selain produksi pangan, presiden meminta jajarannya terus memantau jalur logistik. Harus segera ada alternatif bila jalur utama sampai putus. Jokowi mengaku sudah memerintahkan BNPB, Basarnas, TNI, Polri, sejumlah kementerian terkait, dan pemda untuk terus memonitor perkembangan badai di Samudra Hindia. Meskipun sebagian konsentrasi juga terpecah untuk mengatasi dampak letusan Gunung Agung di Bali, siklon tropis yang beruntun datangnya kali ini benar-benar harus mendapat perhatian lebih. Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, pihaknya tidak hanya memantau siklon tropis Dahlia. Tetapi juga pertumbuhan bibit siklon tropis 97S dan 93W. Layaknya dua siklon tropis sebelumnya (Cempaka dan Dahlia), dua siklon tersebut juga berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem. Namun, sampai kemarin BMKG memantau bahwa dua siklon anyar itu masih berupa bibit. Tingkat perkembangannya tidak begitu cepat meskipun sudah terpantau sejak 1 Desember lalu. ”Siklon tropis 93W terpantau di Laut Andaman sebelah utara Aceh dengan kecepatan angin maksimum 56 km per jam,” kata Dwikorita. Saat dipantau, bibit siklon 93W tersebut bergerak ke timur menjauhi Indonesia. Dampak yang ditimbulkan siklon itu adalah adanya hujan sedang hingga lebat di wilayah Aceh bagian utara. Kemudian gelombang setinggi 4 sampai 6 meter di Selat Malaka bagian utara. Sementara itu, bibit siklon tropis 97S terpantau berada di Samudra Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Timur (NTT). Siklon tersebut diperkirakan bakal mengalami peningkatan intensitas selama 24 jam setelah muncul bibit siklon pada 1 Desember. Siklon 97S berdampak pada hujan sedang sampai lebat di NTT. Juga gelombang hingga 4 meter, di antaranya di perairan barat Lampung, Selat Bali, Selat Lombok, selatan Jawa Timur, hingga Lombok. Sama seperti dua siklon tropis sebelumnya, BMKG mengimbau masyarakat waspada terkait potensi banjir maupun longsor di wilayah yang diperkirakan terjadi hujan lebat. Kemudian juga waspada kemungkinan hujan disertai angin kencang. ”Waspada kenaikan gelombang. Bahaya bagi kapal berukuran kecil,” tutur Dwikorita. Terpisah, Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto menjelaskan, saat ini stok hampir semua bahan pangan aman, mencukupi untuk memasok perayaan natal dan tahun baru. Hanya ada dua pangan, yakni daging sapi dan kedelai yang stoknya tipis. ”Tapi, sudah teratasi untuk dua bahan pangan itu. Kementerian terkait melakukan importasi untuk keduanya. Sehingga, stok tidak lagi menjadi masalah,” papar jenderal berbintang tiga tersebut. Saat stok pangan aman seperti saat ini, namun bila mendekati natal dan tahun baru masih terjadi lonjakan harga artinya, ada masalah. Khususnya, pada distribusi pangan tersebut. ”Maka, Bareskrim akan turun,” paparnya. Dia menegaskan, pelaku usaha sebaiknya membantu pemerintah untuk menstabilkan harga pangan secara pro aktif. Jangan hanya menunggu pemerintah untuk melakukan intervensi. ”Jelas pelaku usaha ini harus membantu,” terangnya. Dalam melakukan pengawasan harga pangan akhir tahun ini, Bareskrim fokus untuk 13 provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Papua, Papua Barat, Mauluku, Maluku Utara dan Sulawesi Utara. ”13 daerah ini aktivitasnya meningkat saat akhir tahun,” ujarnya. Ari berharap harga pangan pada akhir tahun ini stabil seperti yang terjadi pada sepanjang bulan ramadan dan hari raya Idul Fitri tahun ini. ”Ya, kami berupaya agar stabil terus,” jelasnya. Sementara Direktur Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya menuturkan, Pemetaan terhadap rantai distribusi pangan telah dilakukan. Namun, Bareskrim terus berupaya mengidentifikasi terhadap pihak-pihak yang potensial untuk menyebabkan kenaikan harga panan. ”Kita lihat siapa saja yang bisa melakukannya,” terangnya. Bila, memang ditemukan adanya pidana. Tentu, Bareskrim akan segera melakukan penegakan hukum. ”Kami konsisten untuk menegakkan hukum bila terjadi permainan harga,” terang jenderal berbintang satu tersebut. Menurutnya, masyarakat harus dilindungi dari upaya segelintir orang untuk mengambil keuntungan dengan cara-cara yang melanggar hukum. ”Kapan lagi penegakan hukum ini bisa bermanfaat untuk orang banyak,” paparnya. (byu/wan/c9/ttg/idr)

Tags :
Kategori :

Terkait