Jangan Mudah Kurangi Lahan Pertanian

Rabu 12-12-2012,09:49 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MADIUN- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono mengikuti panen raya tanaman padi di Desa Sukorejo, Kebonsari, Kabupaten Madiun, kemarin. Presiden juga tampak didampingi beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. \"Bismillah, kita panen. Alhamdulillah,\" kata Presiden SBY di depan ratusan petani. Dalam panen raya padi jenis IR 64 di lahan milik Parmun, petani Desa Sukorejo itu, SBY menyebut i Jatim sebagai daerah andalan. Sebab menjadi penyumbang cadangan beras terbanyak dibandingkan daerah lain di Indonesia. Dia meminta para petani lebih meningkatkan produksi padinya. \"Saya minta kepala daerah untuk tidak mudah mengurangi lahan pertanian di wilayahnya. Karena kebutuhan beras kita tinggi,\" ujar SBY selepas panen raya. Menurut SBY, kebutuhan beras masyarakat Indonesia adalah tertinggi di dunia. Hal ini disebabkan pola makan masyarakat. Jika belum mengkosumsi nasi, katanya, masyarakat Indonesia merasa belum makan. \"Ini ke-khas-an bangsa kita, ya tidak apa-apa. Kalau tahu senang mengkosumsi nasi, mari tanam padi sebaik-baiknya,\" terangnya. Dijelaskan SBY, jumlah penduduk dunia bertambah signifikan. Jika sebelumnya hanya tiga hingga empat miliar, dua tahun lalu sudah menembus tujuh miliar. Diprediksi pada 2045, warga dunia mencapai 9 miliar. Pertumbuhan penduduk itu menurut SBY harus dibarengi peningkatkan pangan. \"Jatim harus menjadi contoh sebagai provinsi yang suskses dalam penanaman padinya,\" katanya. Sementara Gubernur Jatim Soekarwo membeberkan keberhasilan pertanian di Jawa Timur, khususnya Kabupaten Madiun. Menurut gubernur, produksi padi di Mlilir, Lembah dan Sukorejo mencapai 9,6 - 9,8 ton per hektare. Bahkan khusus lahan yang dipanen presiden dan sejumlah menteri, mencapai 11,2 ton dalam satu hektare. \"Serapan beras bulog di Jatim sudah mencapai 1,01 juta ton. Ini terjadi karena harga gabah tinggi, dan petani bisa tersenyum menikmatinya,\" katanya. Dalam kunjungannya di Kabupaten Madiun, sejumlah menteri turut mendampingi. Misalnya, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pengestu, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi. Juga, Menristek Gusti Mohammad Hatta, Menteri Koperasi dan UKM Syarifudin Hasan, Seskab Dipo Alam, Wamenkumham Denny Indrayana, Sekjen DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, serta Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoesa. Kehadiran Menteri BUMN Dahlan Iskan termasuk yang menjadi pusat perhatian warga. Saat tiba di lokasi panen raya, Dahlan langsung menggunakan rinjing sebagai penutup kepala. Ibu-ibu dan sejumlah petani berebut minta foto bersama Dahlan Iskan. Sementara itu, mobil listrik yang dikembangkan PT PLN diapresiasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. SBY mengaku bangga dengan pengembangan kendaraan ramah lingkungan produk dalam negeri itu. Bahkan, SBY menyempatkan diri mencoba mobil listrik bersama sejumlah menteri di Alun-Alun Barat Magetan, kemarin (11/12). \"Cukup nyaman dipakai. Sangat cocok untuk kendaraan masa depan,\" kata SBY usai mencoba mobil listrik itu. Dia memerintahkan Menristek Gusti Muhammad Hatta untuk terus mengembankan mobil listrik tersebut. Yakni dengan melakukan inovasi terpadu dengan implementasi penelitian. Sehingga, lanjutnya, kendaraan tersebut dapat menjadi alternatif pembatasan BBM. \"Mobil yang ramah lingkungan harus menjadi fokus produksi,\" jelasnya, di depan menteri sejumlah saat meninjau stan mobil listrik di halaman Pendapa Surya Graha Magetan. Kendaraan listrik yang dikembangkan PLN itu meliputi Ravi untuk jenis APV, Hevi untuk jenis pikap, Hivi untuk jenis city car. Hasil uji coba sementara, mobil listrik mampu menempuh jarak hingga 120 km sekali charge, dengan waktu pengisian 4-5 jam. Saat uji coba mobil listrik di kawasan alun-alaun, SBY disambut meriah ribuan pelajar yang sudah menunggu sejak pagi. Ketua Tim Implementasi Penelitian dan Pengembangan Kendaraan Listrik PT PLN, Bagus Setyawan menjelaskan, pengembangan mobil listrik butuh support penuh pemerintah. Sebab biaya produksinya tinggi. \"Kami berharap pemerintah juga ikut adil dalam memasarkan mobil listrik ini, jika nantinya diproduksi masal,\" ujarnya. Bagus menambahkan, pihaknya terus mendorong pengembangan teknologi mobil listrik di Indonesia. Langkah itu diharapkan sebagai solusi tepat untuk mengatasi krisis BBM. \"Ini mobil ramah lingkungan dan juga hemat energi,\" tegasnya. Sementara itu, Menteri BUMN Dahlan Iskhan yang menjadi pelopor kendaraan listrik menyatakan sudah menjajal mobil ramah lingkungan itu. Menurutnya, tampilan dan mesin tidak kalah dengan produk luar negeri. Hanya menurutnya, untuk memantapkan kendaraan listrik sebagai mobil nasional, perlu inovasi mendalam. \"Saya sudah mencoba 50 kilometer,\" katanya. (dip/irw)

Tags :
Kategori :

Terkait