2017, PHRI Sebut Pertumbuhan Bisnis Perhotelan Standar

Kamis 21-12-2017,01:06 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Pertumbuhan bisnis perhotelan sepanjang 2017, rupanya tidak begitu memuaskan bagi para pelakunya. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon, Imam Reza Hakiki mengaku, secara umum 2017 tidak dapat dikatakan meningkat. Kata yang tepat adalah dalam kondisi standar. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya tentu saja semakin bertambahnya jumlah hotel di Cirebon. Sehingga berimbas pada ekspansi pasar masing-masing hotel. \"Dengan adanya penambahan hotel, tahun ini saja setidaknya ada 300-400 tambahan kamar,\" ujarnya kepada Radar Cirebon, kemarin. Lebih lanjut Kiki sapaan akrabnya menjelaskan, peningkatan jumlah hotel tersebut belum diimbangi dengan potensi Cirebon yang belum tergarap maksimal. Kiki menyebut, ini (penambahan hotel dan potensi Cirebon) adalah masalah klasik yang selalu muncul. Sayangnya, hingga kini belum ada solusi untuk menyelesaikannya. Pemerintah belum banyak bergerak untuk menghadapi permasalahan pada bisnis perhotelan. Sejauh ini, pendatang lebih banyak menikmati wisata kuliner dan sejarah. \"Kecuali setiap bulan ada event besar di Cirebon, tetapi juga harus diperhatikan hal lainnya,\" aku Kiki. Sebenarnya, lanjut Kiki, Cirebon sudah memiliki event rutin. Hanya saja, kemasan promosinya harus lebih menarik. Sebab menjadi etalase Cirebon secara utuh. Terpenting juga perhatikan skala eventnya. Jika hanya mencakup wilayah III Cirebon, tentu saja kurang efektif. Sejumlah event besar seperti Festival Keraton Nusantara (FKN) September lalu juga tak berpengaruh banyak pada okupansi hotel, meski pada event ini kondisi tiap hotel berbeda. Akhir tahun khususnya Desember, okupansi memang selalu terbantu, setidaknya di atas 50 persen sudah di genggaman. \"Tapi Januari okupansi bisa terjun payung lagi,\" sebutnya. Menurut Kiki, kondisi bisnis perhotelan di Cirebon rupanya juga sama seperti yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng). Seperti diketahui, hotel bukan hanya bersaing pada penjualan kamar, tetapi juga meeting room. Dengan komentar senada, Kiki menjawab untuk meeting pun cukup sulit. Sebab semua hotel menawarkan hal serupa. Sementara saat ditanya tentang prediksi bisnis hotel di 2018, Kiki belum tahu dan masih meraba akan seperti apa. (tta)      

Tags :
Kategori :

Terkait