KPA Libatkan Jurnalis dalam Penanggulangan HIV dan AIDS

Kamis 21-12-2017,18:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

BANDUNG-Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Jawa Barat mengajak jurnalis untuk menanggulangi HIV dan AIDS. Salah satu upayanya yakni melibatkan para awak media untuk satu paham dan bersinergi dalam sebuah misi penanggulangan penyakit ini. Untuk menguatkan misi, KPA Jawa Barat mengumpulkan para Jurnalis untuk mengikuti Pertemuan Peningkatan Kapasitas Jurnalis Dalam Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV (P2HIV) di Hotel Karang Setra Bandung, Rabu-Kamis (20-22/12). Ketua Sekretariat KPA Provinsi Jawa Barat, Iman Teja Rachmana mengatakan, HIV dan AIDS menjadi tanggungjawab semua unsur. Salah satunya peran media dalam penanggulangan AIDS sangat besar, khususnya hal edukasi dan strategi advokasi. “Diperlukan strategi advokasi, komunikasi perubahan perilaku dan mobilisasi sosial melalui media,” ujar Iman. Peserta kegiatan ini berjumlah 104 orang terdiri dari jurnalis lokal, jurnalis provinsi, pengelola program KPAK, bagian humas provinsi dan bagian humas setda di 27 kabupaten/kota Jawa Barat. Dalam hal penyebarluasan informasi, insan media massa baik di tingkat nasional maupun lokal memegang peran penting dalam menginformasikan HIV dan AIDS yang tepat kepada masyarakat. Jurnalis, kata dia, merupakan ujung tombak dalam menyebarluaskan informasi HIV dan AIDS. Namun, untuk melakukan hal ini secara efektif, jurnalis membutuhkan informasi yang benar dan pemahaman yang tepat mengenai HIV dan AIDS. “Walaupun isu tentang HIV dan AIDS telah menjadi perhatian utama dunia, tapi dalam beberapa kasus masih ada saja pemberitaan misleading karena kurangnya informasi dan pemahaman insan media mengenaio HIV dan AIDS,” terangnya. Untuk itu, dari kegiatan ini Iman berharap pars perwakilan jurnalis yang hadir dapat menjadi lead source di daerahnya masing-masing. Memastikan pemberitaan yang benar mengenai HIV dan AIDS. “Setidaknya meningkatkan pemahaman jurnalis mengenai pemberitaan terkait HIV dan AIDS yang benar dan tidak diskriminatif,” harapnya. Salah satu narasumber dalam pertemuan tersebut, Rosi Nurcahyani dari Dinas Kesehatan Jawa Barat. Dalam pemaparannya, Rosi menyampaikan bahwa, persentase kasus AIDS menurut jenis kelamin di Jawa Barat sejak tahun 1989 sampai dengan September 2017 yakni tertinggi laki-laki. Persentasenya 67,3 persen laki-laki dan 32,2 persen perempuan serta 0,35 persen tidak diketahui. “Trennya saat ini adalah menyerang usia produktif. Ada sekitar 6 ribu kasus per tahun,” ujarnya. Dijelaskan Rosi, berdasarkan data kumulatif HIV dan AIDS di Jawa Barat pada September 2017 yakni 4.376 untuk HIV dan 882 untuk AIDS. Untuk menekan angka infeksi baru dan kematian terkait AIDS, perlu peran media untuk menyampaikan informasi yang benar serta objektif. “Sekaligus membantu menghilangkan stigma negatif dan diskriminatif kepada pengidap HIV dan AIDS,” pungkasnya. (mik)

Tags :
Kategori :

Terkait