Waduh, Nomor Antrean E-KTP Dijual, Ada Isu Cetak E-KTP Tak Gratis

Jumat 22-12-2017,13:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Ada-ada saja. Saat masyarakat dibuat repot karena harus mengantre cetak E-KTP di Disdukcapil Kabupaten Cirebon, ada oknum memanfaatkan momen itu untuk mendapatkan uang. Oknum itu menjual nomor antren. Beruntung, aksi tak terpuji itu cepet terendus petugas disdukcapil. Mesin nomor antrean pun kini dijaga agar tak ada yang mengambil nomor lebih dari satu. “Ya sekarang (Kamis, red) pemberian nomor antrean kami kawal. Karena ada warga yang main pencet-pencet saja. Ada yang mencet lima kali, bahkan tujuh kali untuk satu orang. Kemudian nomor antrean itu dijual. Informasi ini didapat karena ada warga yang laporan. Sehingga atas perintah pimpinan kami harus mengatur nomor antrean,” ungkap petugas pengatur antrean cetak E-KTP Disdukcapil Kabupaten Cirebon, Yendri saat ditemui Radar. Antrean panjang cetak E-KTP di Disdukcapil Kabupaten Cirebon sendiri disebabkan beberapa faktor. Salah satu yang cukup mengganggu adalah muncul informasi bahwa pembuatan E-KTP pada 2018 nanti tidak gratis lagi. Isu itu menimbulkan keresahan di masyarakat. Mereka pun akhirnya berbondong-bondong ke kantor disdukcapil di Sumber. Repotnya, mesin cetak di Disdukcapil Kabupaten Cirebon hanya mampu memproduksi 200 keping E-KTP per hari. Jadilah warga menumpuk, sampai-sampai antre dengan menggunakan helm, sandal, botol air mineral, bahkan menggunakan batu. Menurut Yendri, isu bahwa awal tahun 2018 pencetakan E-KTP dikenakan biaya menyebar hingga ke desa-desa. “Ya, isu itu muncul di tingkat desa dan kecamatan. Akhirnya warga pun berbondong-bondong melakukan pencetakan E-KTP langsung dengan membawa Suket (surat keterangan) dan Kartu Keluarga (KK). Warga mengaku memilih ke disdukcapil sendiri biar lebih cepat,” cerita Yendri. Dia menambahkan, proses pencetakan E-KTP hanya untuk 200 orang per hari. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi errornya jaringan. “Kalau dipaksakan nanti jebol servernya,” tutur Yendri, sambil mengatur warga yang baru datang untuk ikut mengantre. Tidak sedikit warga yang akhirnya disuruh pulang kembali karena antrean sudah melebihi kuota. “Sebab ikut antre pun akan sia-sia. Kemampuan server dan pencetakan E-KTP hanya 200 keping blangko. Daripada gak dapat nomor antrean, mending saya suruh pulang lagi. Kasian capek-capek malah gak dapat. Jadi kalau ingin dapat antrean harus pagi-pagi datangnya. Mulai dari jam 02.00  sampai jam 05.00 pagi,” ucapnya. Sebelumnya, Kepala Disdukcapil Kabupaten Cirebon Mohammad Syafrudin menanggapi antrean warga yang menggunakan helm, sandal, dan botol, dan lainnya. Dia mengatakan antrean menggunakan sejumlah barang itu murni inisiatif para pengantre. Pihaknya tak pernah menginstruksikan hal itu. “Mungkin karena mereka (warga, red) ingin lebih tertib dan tidak mau capek berdiri. Sehingga pola antrean mereka seperti itu,” katanya saat dihubungi Radar Cirebon, Rabu lalu (20/12). Persaingan mendapatkan nomor antrean jadi lebih sulit lagi karena per hari disdukcapil hanya mampu mencetak sekitar 200 keping blangko E-KTP. Soal blangko, Syafrudin menjamin tidak akan kehabisan. “Hanya saja, proses pencetakan dilakukan bertahap karena keterbatasan tenaga pegawai,” terangnya. Jumlah yang bisa dicetak tiap hari terbatas, tapi yang mengantre berlipat banyaknya. Akhirnya yang kerap terjadi, banyak yang harus berkali-kali ”begadang” di kantor disdukcapil.Kabar baiknya, Syafrudin menjamin pada awal tahun depan (2018) masyarakat tak perlu lagi mewakilkan kepada helm, sandal, botol, dan batu untuk mendapatkan E-KTP. Sebab, per 27 Desember mendatang, pihaknya meluncurkan layanan online. Dengan begitu, pada 3 Januari 2018 tidak ada lagi warga yang berebut antrean. ”Jadi, nanti warga yang ingin mencetak E-KTP bisa melakukan permohonan pencetakan melalui aplikasi online. Setelah diproses dan terdaftar, mereka bisa langsung mengambil E-KTP tanpa antrean,” ujar Syafrudin. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait