CIREBON - Gaung kelompok radikalis dan jihadis terjadi di mana-mana, terutama Indonesia. Mereka ingin mengubah ideologi Pancasila dengan khilafah semakin nyaring didengar. Terutama ruang publik seperti di media sosial (medsos). Karena itu Centre for the Study of Philosophy and Culture (CSPC) IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar Seminar Nasional Deradikalisasi Mahasiswa. Acara berlangsung hangat di Auditorium Pascasarjan Lt 3 IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Sabtu (5/1). CSPC menghadirkan peneliti sekaligus Direktur Fahmina Institute Rosidin, Direktur Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof Dr Jamali MAg dan akademisi lainnya, Mujahid MPd. Mereka mengkaji bersama tentang radikalisme dan terorisme. Direktur Utama CSPC Ikfal Al Fazri mengatakan, berdasarkan hasil riset LIPI 2017 menunjukkan bahwa sebanyak 86 persen mahasiswa dari 5 perguruan tinggi di Jawa Barat menolak ideologi Pancasila. Mahasiswa menginginkan penegakan syariat Islam. Hal inilah yang membuat CSPC prihatin. Karena mahasiswa tidak meresapi bagaimana perjuangan para pahlawan dalam memerdekakan bangsa dan menyusun ideologi bangsa, yaitu Pancasila. “Komitmen CSPC untuk fokus pada kajian pemikiran, juga peduli dengan fenomena di kampus pada kalangan mahasiswa. Radikalisme dan terorisme perlu dikaji secara mendalam dan didiskusikan agar kita sebagai mahasiswa tidak terjebak pada paham radikal dan terorisme yang akan membuat bangsa Indonesia sakit,” ungkapnya. Moderator yang juga dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Wahyono, menyimpulkan bahwa mahasiswa dan dosen harus menguasai organisasi. Kemudian memperkuat mata kuliah tafsir dan ideologi bangsa. \"Mahasiswa harus bisa meresapi ideologi bangsa, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Dalam mengatasi hal ini dosen dan mahasiswa harus menguasi organisasi kampus. Juga mempelajari perdamaian agama, memperkuat mata kuliah tafsir dan Ideologi Pancasila,\" terang Wahyono. (mik/rls)
Jaga Pancasila, CSPC Gelar Seminar Deradikalisasi Mahasiswa
Minggu 07-01-2018,08:08 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :