KESAMBI - Menjelang pergantian tahun 2013, tampak mulai marak pedagang terompet di seputaran jalan Kota Cirebon. Seperti sudah jadi tradisi, para pedagang terompet selalu ada saat menyongsong pergantian tahun baru. Pantauan Radar, Rabu (26/12), sejumlah titik dijadikan tempat untuk berdagang terompet. Di antaranya Jl Kesambi, Jl Kartini, pasar Kalitanjung, pasar Kanoman, dan lainnya. Salah satu pedagang terompet, Ade (49) mengungkapkan, profesinya merupakan pekerjaan musiman. Biasanya wanita berambut pendek ini menjajakan aneka kembang api di pinggir Jl Kesambi. \"Kalau terompet musiman. Sehari-hari saya dagang kembang api,\" ujarnya kepada Radar, kemarin. Menjadi pedagang terompet dadakan, ia mengakui bahwa saat ini momen yang selalu dinanti. Karena banyak orang berburu terompet guna merayakan malam tahun baru. \"Saya dagang terompet mulai dari minggu kemarin, sudah banyak yang pesan untuk borongan,\" terangnya. Meski bukan perajin terompet, namun dirinya ikut merasakan suasana gembira saat pembeli menghampiri dagangan. Karena biasanya, saat menjelang tahun baru, terompet yang ia jajakan bisa laku 20 kodi hanya dalam waktu sehari, dengan kisaran harga mulai dari Rp5 ribu. \"Kalau semakin dekat dengan pergantian tahun baru, biasanya 20 kodi bisa laku. Bahkan sampai kehabisan stok, karena suka banyak yang ingin beli,\" paparnya. Sekalipun cuaca saat ini lebih banyak turun hujan, Ade tak pernah khawatir. Karena ia selalu siap sedia untuk mengantisipasi ketika hujan turun. \"Walaupun hujan, dagang terus. Pembeli enggak pernah sepi kalau mau tahun baru. Saya siapkan saja terpal plastik untuk menutupi terompet-terompet supaya tidak kebasahan,\" jelasnya. Adapula Juhadi (35), pedagang terompet keliling ini ikut mendadak beralih profesi. Sejak Natal tiba, Juhadi berkeliling kota menggunakan sepeda untuk menjual terompet. \"Ya, saya memang pedagang musiman. Biasanya jualan bakso, sekarang karena mau menjelang tahun baru, ya jualan terompet,\" katanya saat ditemui di Jl Kalitanjung. Meski agak repot ketika hujan turun, namun hal tersebut tak membuat Juhadi lesu dalam berjualan. Ia justru sudah mempersiapkan diri. \"Walaupun hujan tetap dagang, Mbak. Karena saya sudah pasang terpal supaya kalau hujan terompet tidak kebasahan,\" ujarnya. Harga kisaran Rp5 ribu, Juhadi biasa mencari tempat-tempat ramai. Seperti pasar atau bahkan perumahan, untuk menjajakan terompet yang ia jual. \"Sehari bisa laku 20 buah. Untungnya lumayan,\" pungkasnya. (nda)
Pedagang Bakso, Jajal Jual Terompet
Kamis 27-12-2012,09:31 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :