Premium Mulai Hilang di SPBU, DPR Pertanyakan Komitmen Pertamina

Selasa 30-01-2018,01:10 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempertanyakan komitmen PT Pertamina (Persero) perihal ketersediaan bensin Premium yang mulai hilang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Kejadian itu pun dianggap sebagai upaya perseroan dalam menghilangkan BBM bersubsidi. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Azam Azman Natawijana menilai Pertamina menghilangkan bensin Premium secara sembunyi-sembunyi. Padahal, jika BUMN migas itu harus memberi pengumuman jika berniat menghilangkan Premium. \"Tidak pernah declare kepada masyarakat policy daripada Premium itu. Ini kan main petak umpet bapak ini,\" ujar Azam dengan nada tinggi di Ruang Rapat Komisi 6, Komplek DPR Senayan, Jakarta, Senin (29/1). Dirinya pun mempertanyakan kebijakan Pertamina dalam menyediakan BBM yang ramah untuk masyarakat namun justru menghilangkannya perlahan. \"Jadi policy Pertamina terhadap premium ini apa?\" tanyanya. Dia menjelaskan, pernyataan itu diungkapkannya karena sejumlah pengelola SPBU ada yang memberi laporan. Disebutkan Azam, satu SPBU kini hanya dipasok 8.000 liter bensin Premium. Langkah itu, lanjut Azam, dilakukan Pertamina agar SPBU bisa menjual BBM nonsubsidi seperti Pertalite dan Pertamax dengan lebih banyak. \"Satu SPBU hanya dipasok 8.000 liter. Sebentar itu habis. Dan SPBU dilakukan audit oleh Pertamina. Kalau tidak menjual barang-barang Pertalite, Pertamax di bawah yang tidak ditetapkan maka dia akan dikurangi (jatahnya) oleh Pertamina,\" pungkasnya. (ce1/hap/JPC)

Tags :
Kategori :

Terkait