Demarea BTS DobrakTradisi Gagal Panen

Kamis 01-02-2018,17:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

INDRAMAYU–Berkali-kali gagal akibat serangan hama wereng batang coklat dan kerdil rumput alias klowor, Petani di Desa Wanguk, Kecamatan Anjatan akhirnya bisa panen padi. Mereka mendobrak tradisi gagal panen setelah mendapatkan bantuan program Budidaya Tanaman Sehat (BTS) dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI. Panen padi perdana dilangsungkan di lokasi demonstrasi area (demarea) teknologi budidaya tanaman sehat Blok Bunut, Desa Wanguk, Rabu (31/1). Hadir dalam acara Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementrian Pertanian RI, Ir Yanuardi MM, Kepala BBPOT Jatisari, Ir Tri Susetyo MM, perwakilan Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu, Camat Anjatan, Opik Hidayat SSos beserta jajaran Muspika. Koordinator penyuluh pertanian, Khasan SP menjelaskan, program bantuan budidaya tanaman sehat dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementrian Pertanian RI terbukti mampu mengatasi serangan hama WBC serta penyakit kerdil rumput alias klowor secara massif yang sebelumnya menimbulkan gagal panen. Bahkan dari hasil ubinan, produksi padi pada panen perdana di lahan demarea milik Kelompok Tani Duta Tani cukup memuaskan, yakni sekitar 11,08 ton per hektare.Hanya saja, ungkap dia, keberhasilan ini tidak sepenuhnya bisa dinikmati oleh para petani dan kelompok tani penerima program. Sebab, dari seluas 350 hektare lokasi demarea, sebagiannya diperkirakan mengalami penurunan produksi akibat serangan hama tikus dan burung bondol peking. “Kondisi ini terjadi karena tidak tanam serempak. Sejak awal musim tanam, diserang hama tikus. Sekarang menjelang panen, giliran hama burung bondol peking. Petani kita seharusnya gembira, malah pada sedih. Kalau tujuan pengendalian hama WBC dan klowor sebenarnya sudah tercapai,” terang Khasan. Menanggapi hal itu, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementrian Pertanian RI Ir Yanuardi MM memakluminya. Sebab, pengendalian hama maupun OPT memang harus dikendalikan secara bersama-sama dan pengamatan sejak awal. Karena itu dia berharap, pelaksanaan program budidaya tanaman sehat ini dapat menjadi pelajaran serta bahan evaluasi untuk musim tanam berikutnya. “Petani dan kelompok tani penerima program ini harus menjadi pelopor, menularkan ilmu kepada petani lainnya bagaimana mengolah tanah yang baik, pemanfaatan pupuk organik dan pengendalian hama secara efesien sejak mulai musim tanam,” terangnya. Sementara itu, Camat Anjatan Opik Hidayat SSos mendorong agar para petani dapat meminimalisir penggunaan pestisida dengan pupuk ramah lingkungan serta mengikuti pola tanam serempak guna mengantisipasi gagal panen akibat serangan hama. “Program dem area ini menjadi pengalaman kita bersama supaya petani lebih kompak, kuatkan kerjasama terutama saat pengendalian hama,” tandas dia. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait