Awalnya Ilon Ditolak karena Dikira Playboy 

Sabtu 17-02-2018,12:23 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Karena keterbatasan tinggi badannya, bahkan saat undangan disebar, masih ada yang tak percaya Syahril Harun bisa meminang Masriya Iskandar. Masriya rela menunda ikut ujian nasional tahun ini agar bisa menikah. ABD YAHYA ABDULLAH, Ternate DENGAN masygul, Syahril Harun beranjak dari kursinya. Pria yang akrab disapa Ilon itu harus pulang dari kediaman sang incaran hati, Masriya Iskandar, dengan segunung kekecewaan. Upayanya untuk “nembak” ditolak gadis 18 tahun itu. Tapi, belum lagi langkah pria 31 tahun tersebut sampai ke pintu rumah yang terletak di Desa Samo, Halmahera Selatan, Maluku Utara, itu, Masriya memintanya duduk kembali. Bukan hanya itu. Dara yang duduk di kelas XII SMA tersebut ternyata berubah pikiran. Cinta Ilon diterimanya sepenuh hati. “Dia bilang sejak melihat saya sudah ada perasaan sayang karena kedewasaan saya. Tapi, saya tanya lagi, apakah dia benar-benar cinta saya karena Allah? Sebab, dengan kekurangan fisik saya, dan bukan juga seorang PNS, apa yang disukai dari saya?” kenang Ilon tentang detik-detik yang membahagiakan sekaligus mengejutkan baginya itu kepada Malut Post (Radar Cirebon Group). Tinggi Ilon memang hanya 90 cm. Jauh di bawah Masriya yang setinggi 150 cm. Jadi, bisa dipahami kalau kemudian dia meminta “konfirmasi ulang”. Apalagi, usia keduanya juga terpaut jauh. Tapi, ternyata keterbatasan fisik itu sama sekali tak pernah jadi pertimbangan Masriya. Penolakan dia semula justru karena sempat curiga Ilon playboy. “Awalnya saya cuma bilang terima kasih atas jawabannya dan tidak bisa memaksa untuk terima cinta saya. Tapi, saya sampaikan juga bahwa dengan keadaan fisik seperti saya ini, mana ada cewek yang mau sama saya,” kata Ilon yang mengelola usaha digital printing di Takoma, Ternate Tengah, itu. Rupanya jawaban Ilon itulah yang melelehkan hati putri pasangan Iskandar Jainal dan Sumiyati Samsudin. Hingga akhirnya mereka resmi menjadi suami istri pada Minggu lalu (11/2). Setelah sekitar delapan bulan menjalani masa pacaran. Pernikahan yang seperti meneguhkan “sabda” Kla Project dalam salah satu lagunya, Waktu Tersisa: Bukankah cinta datang untuk menolak perbedaan... Bahkan, demi bisa dinikahi sang arjuna, Masriya yang masih SMA itu rela menunda ikut ujian nasional tahun ini. “Sekarang dia sudah sah jadi suami saya dan saya terima dia apa adanya, bukan karena ada apanya,” kata Sri yang mendampingi sang suami saat ditemui Malut Post. Keteguhan cinta keduanya, di hadapan gunjingan dan penolakan, itu menarik perhatian banyak pihak. Bahkan sempat jadi viral di media sosial. Sri menuturkan, bahkan menjelang hari lamaran pada 4 Februari, masih banyak hasutan dari orang-orang sekitar. Sampai-sampai ada tetangga yang mengatakan sudah berencana menjodohkan dirinya dengan anak mereka. Tak berhenti di situ. Saat undangan pernikahan Ilon dan Sri diedarkan, sebagian kerabat juga masih tak percaya Ilon akan menikah. “Mereka bilang ke saya, mana ada perempuan yang mau sama kamu? Saya hanya jawab, yang penting sudah diundang, jangan kecewa jika pernikahan saya benar, ya,” kata Ilon, lantas tertawa lepas. Sri pertama bertemu Ilon saat mendatangi rumah duka tempat sang ibu disemayamkan di Desa Samo, Kecamatan Gane Barat Utara, Halmahera Selatan. Sejak hari pertama kematian ibunda Ilon, Sri selalu datang ke rumah duka untuk liliyan (rewang atau bantu-bantu kalau di Jawa). Ilon yang sudah telanjur suka baru berani mengatakan perasaannya pada malam ke-10 kepergian ibunya. “Baru pada malam ke-10 itu saya kuatkan hati untuk ungkapkan perasaan saya,” kata putra tunggal pasangan Harun Ismail dan Ratna Ali itu. Persoalan berikutnya adalah menyatukan persepsi dua keluarga besar. Keluarga Ilon tak percaya Sri menerima lamaran Ilon. Sebaliknya, keluarga Sri justru tidak rela sulung di antara enam bersaudara itu menikah dengan Ilon. Ilon mengaku sempat dengar salah seorang keluarga Sri yang bilang, masih ada pria lain yang lebih pantas dijadikan suami. “Katanya, dengan kondisi fisik begini, saya tak akan mampu menghidupi istri saya. Karena di kampung, seorang lelaki harus pandai memanjat kelapa,” ujar Ilon. Namun, Ilon tak gentar. Bahkan, ketika keluarga calon mempelai perempuan meminta uang antar belanja Rp10 juta, Ilon langsung menyanggupi. “Saya juga katakan masih ada pekerjaan lain yang bisa saya kerjakan untuk menafkahi Sri,” sambungnya. Sri pun mengaku kian hari kian mencintai Ilon. Sebab, sang suami di matanya sosok yang berani, dewasa, dan penyayang. Itu pula yang membuatnya yakin untuk mengorbankan sekolah demi menjadi istri Ilon. “Tak apa, pasti saya lanjutkan lagi. Nanti mau ikut ujian 2019,” katanya. Yang penting sekarang bulan madu dulu.... (cr-05/kai/JPG/c10/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait