Cagliari vs Napoli, Tuntaskan Mimpi 28 Tahun

Senin 26-02-2018,14:55 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

CAGLIARI - Kini, sudah tidak ada alasan bagi Napoli untuk tidak meraih hasil maksimal di Serie A. Sebab, Partenopei resmi hanya fokus ke kasta tertinggi di Italia itu setelah tengah pekan lalu langkah mereka terhenti di 32 besar Liga Europa. Di Coppa Italia, Marek Hamsik dkk juga sudah kandas sejak perempat final bulan lalu. Bisa dibilang, Napoli saat ini unggul dari segi fisik dan mental dari rival terdekat Juventus. Sebagaimana diketahui, Nyonya Tua masih bertahan di tiga ajang tersebut dan memang berambisi untuk merengkuh treble winners musim ini. \'\'Kami harus segera melupakan kegagalan di Liga Europa. Konsentrasi harus segera kami curahkan sepenuhnya di Serie A,\'\' ucap Hamsik seperti dilansir Football Italia. Hingga rampungnya giornata ke-25, Napoli masih unggul satu poin dari Juventus (66-65). Itu yang membuat tim ber-home base San Paolo itu tidak boleh terpeleset di sisa 14 giornata. Lebih jauh, Napoli saat ini tengah dalam performa menawan di Serie A. Mereka selalu menang di sembilan giornata terakhir. Tre punti dari Cagliari juga bisa menjadi modal berharga menyongsong agenda berat di bulan Maret. Ya, Napoli harus menghadapi AS Roma dan Inter Milan di dua pekan beruntun (4 dan 12 Maret). Bahkan, dengan asumsi bahwa Naopli dan Juve terus mendapat tiga poin, maka laga \"final\" Serie A ditentukan pada giornata ke-34. Yakni saat keduanya bentrokan di Allianz Stadium (22/4). \"Di Italia, dalam enam tahun terakhir, tidak ada yang bisa menandingi Juventus. Selalu ada tekanan baik yang logis maupun tidak masuk akal untuk mewujudkan itu (scudetto),\'\' kata allenatore Napoli Maurizio Sarri. \'\'Intinya, bila kami berhasil membuat orang-orang Naples bahagia (dengan scudetto, red), maka itu akan menjadi sumber kebahagiaan terbesar bagi kami,\'\' lanjut pelatih 58 tahun itu. Memang, dahaga Napoli dan Neapolitan akan scudetto sudah sangat lama tidak terpuaskan. Kali terakhir Partenopei menggapai supremasi tertinggi di sepakbola Italia itu pada musim 1989-1990 alias 28 tahun silam saat masih diperkuat legenda hidup Diego Maradona. Dan, Napoli juga harus belajar dari pengalaman dua musim lalu. Mereka sempat menjadi capolista hingga pekan ke-23. Namun, tidak pernah menang di tiga giornata selanjutnya membuat mereka harus gigit jari di akhir musim dengan harus puas sebagai runnner up. Padahal, saat itu mereka juga sudah tersingkir dari Coppa Italia dan Liga Europa. \'\'Cara bermain Napoli di bawah Sarri mengingatkan saya akan sepakbola Spanyol. Napoli memiliki kemampuan untuk menghukum kami,\'\' papar allenatore Cagliari Diego Lopez. (io)

Tags :
Kategori :

Terkait