Partai Gerindra Tolak Wacana Duet Jokowi-Prabowo di Pilpres 2019

Rabu 07-03-2018,09:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

JAKARTA - Akhir-akhir ini beredar wacana menduetkan Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Wacana ini dimunculkan, kabarnya untuk meminimalisir konflik. Namun, bagi anak buah Prabowo, wacana itu menyesatkan. Anggota Fraksi Partai Gerindra, Nizar Zahro, mengatakan bahwa wacana tersebut merupakan upaya penyesatan opini terhadap Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Apalagi, seolah ada cara-cara yang sistematis untuk memperkuat wacana tersebut, dengan seabrek argumentasi fiktif, yang seakan Partai Gerindra lah yang akan diuntungkan adanya duet tersebut. \"Level Pak Prabowo itu Capres. Bukan menjadi Cawapres. Pak Prabowo siap menjadi presiden secara demokratis dan akan menuntaskan persoalan-persoalan kebangsaan secara tuntas,\" kata Nizar, yang juga menjabat Ketua Umum Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria), sayap organisasi Partai Gerindra. Nizar mencontohkan, bagaimana argumentasi fiktif itu sengaja dibangun. Misalnya, Partai Gerindra akan terhindar dari potensi rasa malu, jika Prabowo kalah untuk yang ketiga kali. Dan juga pendukung Partai Gerindra tidak akan merasakan kecewa lagi, apabila Jokowi-Prabowo menang di Pilpres 2019. Nizar menambahkan, anehnya meskipun telah dibantah berkali-kali jajaran DPP Partai Gerindra, namun tidak menyurutkan penggiringan opini menyesatkan. Bantahan DPP Gerindra dianggap angin lalu. Karena setiap bantahan langsung ditimpa dengan serbuan argumentasi palsu. \"Kita lihat sekarang lebih aneh lagi. Para elite parpol pendukung pemerintah, juga mulai tak segan-segan tampil sebagai pemroduksi argumentasi palsu. Karena kali ini yang menyampaikan adalah elite politik, maka bahasanya pun disesuaikan jadi agak intelek sedikit. Misalnya, bahwa duet Jokowi-Prabowo akan memperkuat soliditas bangsa dan mencegah gesekan antar kelompok masyarakat,\" terangnya Nizar menegaskan, opini yang berkembang selama ini, adalah suatu usaha pembusukan terhadap usaha Partai Gerindra dalam merebut kekuasaan di Pemilu 2019. \"Kami dari Gerindra, mulai mencium adanya harum kemenangan yang sudah di depan mata. Perjuangan panjang yang sudah dilalui dengan berdarah-darah, sebentar lagi akan tertebus dengan duduknya Bapak Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia,\" ujar Nizar. Lebih dalam, anggota Komisi V DPR ini menyatakan, Pilkada Jakarta bisa menjadi pijakan di mana kandidat yang didukung kekuasaan dapat ditumbangkan oleh kandidat yang diusung Partai Gerindra, yang hanya dengan angka selisih yang telak. \"Jangan menarik Pak Prabowo dalam lingkaran Istana. Memang sudah banyak, pihak-pihak yang gemetaran melihat membesarnya Partai Gerindra. Rakyat mulai sadar, bahwa selama ini telah dibohongi oleh politik pencitraan. Kalau memang sudah tidak sanggup, lebih baik kibarkan bendera putih. Iya kan?,\" pungkasnya. Hal sama disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Gerindra, Andre Rosiade. \"Ini yang perlu kita tegaskan. Partai Gerindra tidak punya opsi Pak Prabowo menjadi Cawapres Pak Jokowi,\" jelasnya. Menurut Andre, para kader dan pendukung Gerindra masih sangat menginginkan Prabowo untuk maju sebagai calon presiden. Sebab, Indonesia kini memerlukan sosok pemimpin seperti Prabowo. Karena pemerintah saat ini, dianggap gagal dalam menjaga stabilitas, keamanan dan kenyamanan, serta kebersamaan. \"Bagaimana kebhinekaan kita terkoyak. Bagaimana ekonominya? Kami melihat, masyarakat semakin sulit. Harga sembako mahal. Pengangguran luar biasa banyaknya,\" tuturnya. Untuk mewujudkan langkah Prabowo jadi presiden ke-8, Gerindra akan menggaet beberapa partai yang belum mendeklarasikan dukungan kepada calon presiden mana pun. (Zain/bis)

Tags :
Kategori :

Terkait