Yuk, Arahkan Bantuan ke Kuningan, Ribuan Warga Masih di Pengungsian

Rabu 07-03-2018,13:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN-Awal 2018 ini bisa disebut tahun musibah bagi Kabupaten Kuningan. Betapa tidak, pergerakan tanah, longsor, dan banjir menerjang sejumlah desa di Kota Kuda. Dampaknya, rumah-rumah mengalami kerusakan dan ribuan warga terpaksa harus hidup di pengungsian. Dan yang terbaru, sekitar 176 penduduk Desa Cimara, Kecamatan Cibeureum, diungsikan ke lokasi yang lebih aman setelah rumah warga di desa tersebut mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah. Proses evakuasi baru dilakukan oleh BPBD setelah kondisi rumah warga benar benar mengkhawatirkan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Agus Mauludin mengatakan tanda pergerakan tanah di Desa Cimara sebenarnya sudah terjadi sejak tanggal 24 Februari lalu. Namun karena pertimbangan tidak terlalu parah, warga memilih tetap bertahan. Tapi pergeseran terus terjadi hingga puncaknya pada Minggu (4/3). Dan warga pun harus mengungsi. \"Kerusakan yang ditimbulkan sebenarnya tidak ada yang parah. Terdapat 50 rumah rusak sedang dan 39 terancam, serta tiga masjid dan musala rusak ringan dan sedang,\" ujar Agus kepada Radar. Namun demikian, kata Agus, untuk menghindari kemungkinan pergerakan tanah lebih besar dan membahayakan, maka warga segera diungsikan ke tempat yang lebih aman seperti rumah saudara atau tetangganya. Bahkan beberapa masih bertahan dan selalu waspada saat terjadi hujan deras baru mengungsi ke tempat yang aman. Pihaknya juga telah melakukan pendataan sekaligus pendampingan terhadap aparat desa untuk antisipasi. Di antaranya dengan membuat posko pemantauan di balai dusun serta dapur umum di sekitar lokasi yang terdampak. “Tim BPBD sudah ke lokasi untuk melakukan assesment terhadap dampak yang ditimbulkan. Selain itu kami telah berkoordinasi dengan tim PVMBG untuk melakukan kajian terhadap lokasi pemukiman warga di Desa Cimara untuk memastikan kondisinya masih aman dijadikan pemukiman atau tidak,\" ujar Agus. Musibah pergerakan tanah yang menimpa warga Cimara tak luput dari perhatian Plt Bupati Kuningan Dede Sembada. Selasa (6/3), didampingi Camat Cibeureum Drs Pulung Sugandi, Kepala BPBD Agus Mauluidin, dan muspika kecamatan Cibeurem, pria yang akrab disapa Desem meninjau langsung tanah yang terbawa arus Sungai Cijangkelok. Pergeseran tanah tersebut mengakibatkan banyak rumah mengalami kerusakan, dan masyarakat yang terkena dampak segera diungsikan ke balai pertemuan dusun. Tercatat ada sebanyak 56 kepala keluarga berjumlah  176 jiwa, dan sebanyak 50 rumah terancam terbawa pergeseran tanah. Bukan hanya pergeseran tanah saja yang menimpa Desa Cimara, namun juga banjir. Terlebih lokasi desa ini berada di hulu Sungai Cijangkelok sehingga terkena banjir. Akibat banjir yang terjadi beberapa waktu lalu, saluran  irigasi kecil untuk mengairi sawah rusak. Kemudian banjir juga merendam 52 hektare area sawah yang siap panen. “Sebagai pelaksana tugas bupati, saya ingin memberikan rasa nyaman kepada masyarakat yang sedang tertimpa musibah. Caranya dengan mendatangi langsung ke lokasi bencana alam. Termasuk ke Desa Cimara ini,” katanya. Plt Bupati juga berpesan kepada warga yang sedang mengungsi untuk hati-hati dan waspada jika terjadi hujan besar. Di samping itu, Desem mengingatkan warga Cimara untuk menjaga kesehatan selama berada di lokasi pengungsian. Misalnya dengan memeriksakan kesehatan di posko kesehatan yang sudah disediakan oleh pihak Puskesmas setempat. “Saya mohon kepada bapak-bapak dan ibi-ibu untuk menjaga kesehatan selama berada di pengungsian. Jika memerlukan pemeriksaan kesehatan dan juga pengobatan, silakan datang ke posko kesehatan yang siaga 24 jam. Untuk kebutuhan sehari-hari, jangan khawatir. Sebab untuk sementara waktu, bahan pokok akan dikirim oleh pemerintah,” sebut Desem. Pergerakan tanah juga terjadi  di Dusun Cipari, Desa Margacina, Kecamatan Karangkancana. Tanah di wilayah tersebut mengalami pergerakan dan sejumlah titik longsor. Selain akses jalan putus di beberapa titik, pergerakan tanah juga menyebabkan 200 lebih rumah penduduk rusak. Sebanyak 897 warga harus diungsikan ke tempat yang aman. Satu-satunya akses jalan termudah menuju Dusun Cipari hanya melalui desa tetangga yaitu Kaduagung. Akses alternatif itu memutar bukit dan hanya bisa dilalui dengan jalan kaki sepanjang hampir 2 kilometer. Warga memilih mengungsi, bahkan ada yang mengontrak rumah. Sebagian trauma berat dan tak mau kembali lagi ke Cipari. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait