SALAH satu sejarah lokal yang belum banyak dikaji secara lengkap dan komprehensif adalah dibukanya sejarah “peteng” Cirebon. Sekitar 200 tahun sejarah \"peteng\" Cirebon tertutup rapat dan belum terungkap. Bahkan, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga kota Cirebon, memberikan brand “Cirebon, the Gate of Secret”. Dr. Nina Herlina Lubis mengungkapkan dibukanya sejarah “peteng” Cirebon dapat menyinggung pihak lain . Mungkin ada keturunannya yang merasa leluhurnya tidak begitu. “Bila dibuka , ada pihak-pihak tidak setuju, itu sah sah saja. Kalau ada yang tidak setuju, maka jawablah secara ilmiah. Jikalau punya fakta, nara sumber ya di bantah dengan ilmu yang sama dengan kacamata yang sama. Adanya Pro – kontra bisa saja dan dapat memperkaya hasanah. Bongkar saja apa isi yang dimaksud sejarah peteng hingga menjadi sejarah Cirebon terang benderang.\" Pada masa penjajahan Belanda, sejarah yang berkaitan dengan perpecahan di Kesultanan Cirebon itu memang tidak boleh dibuka. Dan, pada masa Orde Baru, pengungkapannya juga terkendala ewuh pakewuh lantaran menyangkut cerita tabu. Demikian pernyataan Pangeran Hempi Raja Kaprabon, disaat menyinggung disertasinya soal sejarah peteng yang bertajuk ”Dinamika Keraton Kaprabonan Cirebon Sejak Masa Kolonial Hingga Masa Republik Indonesia (1696-2015)” Dalam disertasi, Hempi mengungkapkan bahwa Kaprabonan lahir menyusul konflik internal di lingkungan keraton. Sepeninggal Sunan Gunung Jati, Kesultanan Cirebon melemah. Di sisi lain, pengaruh politik Kesultanan Mataram dan Kesultanan Banten menguat. Situasi itu berdampak pada terpecahnya Kesultanan Cirebon menjadi Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman. ”Belakangan, konflik internal di Keraton Kanoman melahirkan Kaprabonan pada 1696 dan Kacirebonan pada 1808,” ungkapnya.
??Babad Peteng Cirebon, the Gate of Secret
Selasa 20-03-2018,07:42 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :