Polri Investigasi Penusukan

Senin 13-09-2010,07:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Penusukan salah seorang pengurus gereja di Bekasi mendapat respon sangat serius dari Mabes Polri. Kepala Badan Reserse Kriminal Komjen Ito Sumardi memerintahkan anak buahnya untuk ikut memantau investigasi kasus yang ditangani Polres Metro Bekasi. ”Ada perintah langsung dari Kapolri agar segera diusut tuntas semua pelakunya,” kata Ito kemarin (12/09). Penusukan itu diselidiki serius karena tindakan kriminal itu bisa mempengaruhi suasana harmonis kerukunan antar umat beragama. ”Yakinlah bahwa Polri sangat serius. Kita akan segera tangkap,” kata jenderal bintang tiga itu. Informasi yang dihimpun Jawa Pos (Grup Radar Cirebon) hingga tadi malam 20.30, pelaku penusukan diduga merupakan anggota kelompok tertentu. ”Ini direncanakan dan sistematis,” ujar seorang penyidik kemarin. Salah satu indikasinya, orang-orang yang diserang sudah dikenali dan dijadikan target. Senjata penyerang juga variatif yakni pisau dan pemukul besi. Kelompok ini diduga menunggangi ketegangan yang sudah terjadi berbulan-bulan di lokasi yang sama. Hampir setiap pekan, jamaat gereja HKBP itu berupaya menjalankan misa di tanah lapang yang menurut warga sekitar belum memiliki izin pendirian tempat ibadah. Beberapa kali terjadi ketegangan antara kelompok warga dan jamaat gereja. Menkopolhukam Djoko Suyanto mengutuk peristiwa ini dan berharap segera terungkap dalangnya. ”Ini aksi kriminal yang tidak beradab dan keji,” kata Djoko saat dihubungi. Mantan panglima TNI itu mengaku sudah mengontak Kapolri dan jajarannya agar segera dilakukan investigasi serius. ”Saya juga menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing,” katanya. Asia Lumban Toruan Sihombing salah satu Pengurus Majelis gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur, Kota Bekasi mendapat tikaman senjata tajam dari sejumlah orang tidak dikenal di Jalan Puyuh Raya No 14, Mustika Sari, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi pada pukul 08.40 pagi kemarin. Selain luka tusuk, dua orang lainnya yakni Pendeta Luspida Simanjutak, juga mendapat penganiayaan dibagian kening kepalanya hingga bocor, setelah ingin menolong korban luka tusuk. Bahkan, satu lagi, Rishomus Nainggolan juga mendapat luka ringan setelah ditabrak oleh kendaraan pelaku yang diduga mengendari sepeda motor jenis bebek sebanyak empat motor. Pdt, Luspida Simanjutak kepada wartawan mengatakan, kejadian itu terjadi secara tiba-tiba, setelah dia bersama 250 jamaat beriringan datang ke ke gereja HKBP Pondok Timur untuk menjalankan ibadat, di pepet oleh kendaraan motor yang berjalan berlawanan arah. Para  pengendara sepeda motor itu, lebih dahulu menyenggol satu jamaat yakni Rishomas Nainggolan. Posisi dia sendiri, kata Luspida, berada dibarisan ketiga. Setelah dilewati iringan motor pelaku, diakui dia, jamaat paling belakang berteriak melihat Asia Lumban Toruan bercecer darah. ”Saya pun tersontak dan langsung mencopot jas saya untuk mengikat luka korban agar tidak terus mengeluarkan darah terus,” imbuhnya. Setelah berhasil menolong korban, tambah Luspida, dirinya berusaha mengantar korban ke rumah sakit. Namun, dipertengahan jalan pelaku penusukan itu berhenti di depan arah Luspida. Tiba-tiba saja, Luspida dipukul oleh benda tumpul (stek besi) dibagian kening dan punggungnya. ”Saya dipukul bagian kepala hingga bocor, tetapi saya tetap membawa korban ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan,” jelasnya. Selain itu menurut Rishomas Nainggolan mengaku, kalau dirinya lebih dahulu ditubruk oleh motor pelaku. Setelah merasakan sakitnya tubrukan motor pelaku, Rishomus pun membiarkan, karena dia menganggap, tindakan itu tidak disengaja. ”Saya membiarkan mereka menabrak saya,” tuturnya. Tetapi, tidak berapa lama, dia pun mendengar ada kerumunan jamaat yang melihat Asia Lumban Toruan mendapat luka tusuk. ”Kami pun berusaha menghalang pengendara motor itu untuk bisa berhenti,” paparnya. Dari RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, Kapolda Metro Jaya Irjen Timur Pradopo, langsung menemui dua pemimpin Gereja HKBP Pondok Indah Timur, Ciketing, Bekasi, yang dirawat di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur. Menurut Kapolda, permasalahan ini harus menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Bekasi, terkait tempat kebaktian HKBP Pondok Timur. Selama ini Polda Metro Jaya dalam hal ini Polres Metro Bekasi, melakukan pengamanan untuk menghindari konflik yang selama ini terjadi. Sampai saat ini, menurut keterangan sembilan saksi yang diperiksa, sudah terekam wajah pelaku. ”Kami sudah bentuk tim untuk mengungkap kasus secepat ini. Sekali lagi, kasus ini kriminal dan masyarakat dihimbau untuk tidak terpancing,” jelasnya. Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih kemarin sore langsung menjenguk Asiah Lumbuan Toruan (49) dan Pendeta Luspida Simanjuntak  (40) ke Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Bekasi. Endang mengatakan, Asiah menderita luka tusuk pisau di bagian perut kanan. Diperkirakan luka tersebut mencapai tiga sentimeter dan sedalam satu sentimeter.  Sementara Pendeta Luspida sendiri hanya menderita luka ringan di kening sebelah kiri, punggung, dan leher. ”Beliau hanya kena pukul saja,” ujar Endang usai mengunjungi kedua korban kekerasan tersebut. Kata Endang, biaya perawatan dan pengobatan Asiah dan Luspida akan ditanggung sepenuhnya oleh Kemenkes. Biaya itu akan dibebankan pemerintah dalam bentuk Jamkesmas. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Tjandra Yoga Aditama  menambahkan, kondisi Asiah sudah lebih baik. Lukanya sudah berhasil dijahit melalui operasi kecil. ”Sekarang masih pemulihan di ruang Intermediate Room,” tuturnya. Menurut Tjandra, sekitar dua hari mendatang Asiah akan bertahan diruang tersebut. Untuk selanjutnya pada proses pemulihan yang diperkirakan memakan waktu satu minggu, Asiah akan dirawat di ruang biasa. ”Pak Luspida sudah langsung dirawat di ruangan biasa, karena tinggal pemulihan sedikit,” jelasnya. (dny/rdl/nuq)

Tags :
Kategori :

Terkait