Belajar Nyeduh di Acara Komunitas Marani Kopi

Selasa 08-05-2018,20:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Edukasi seputar kopi masih minim. Untuk meningkatkannya, Komunitas Marani Kopi mengajak masyarakat Cirebon untuk mengenal lebih mendalam. Caranya? Sambil nyeduh, ngopi dan bayar seikhlasnya. Suasana di Kedai Kopi Sasmita sore itu nampak hangat. Semerbak bebauan kopi mulai terhirup dari jauh. Beberapa meja dijejer di depan kedai itu. Perkumpulan pengusaha kedai ngopi, pecinta kopi sampai yang tidak suka kopi pun satu padu. Aksi ini kian menarik perhatian. Ditempel lah tulisan besar-besar, ”Ngopi Gratis, Bayar Seikhlasnya.” Acara sederhana itu dibuat jadi ajang berbagi sekaligus edukasi. Mengingat masyarakat Cirebon mulai lekat dengan kopi, tapi pemahamannya juga masih terbatas. Sehingga gelaran nyeduh, ngopi bayar sesuka hati dirasa jadi ajang yang tepat. Have Fun Brewing jadi agenda kedua kali digelar komunitas Marani Kopi. “Intinya ini keinginan untuk mengedukasi masyarakat,” ujar Owner Bon Coffee Adry kepada Radar Cirebon. Masyarakat boleh ngopi sepuasnya dengan bayar seikhlasnya. Tergabung dalam kepanitiaan tersebut adalah owner sejumlah kedai kopi di Cirebon. Acara ini juga jadi ajang sharing. Mereka juga bawa bahan masing-masing. Bahkan rela patungan. Sebab, edukasi soal kopi ini dirasa sudah perlu dilakukan dengan lebih giat. Sejumlah kedai kopi ikut berpartisipasi sebut saja seperti Sasmita Coffee, Jungle Preanger, Bon Coffee dan masih banyak lagi. Uniknya, hasil dari pendapatan seikhlasnya itu akan ditabung dan digunakan bagi kemajuan petani kopi di wilayah III Cirebon. Pada dasarnya komunitas ini melihat potensi tanaman dan petani kopi di wilayah Cirebon. Untuk itu apresiasi perlu diberikan kepada petani kopi. \"Kita ingin mendorong petani agar mereka punya kesempatan diberi peningkatan untuk lebih baik lagi.  Kita ingin menyekolahkan dengan hasil pendapatan seikhlas ini,\" tuturnya. Sudah sesi kedua, kegiatan serupa akan terus dilanjutkan. Mengingat apresiasi masyarakat yang tinggi dan juga pemanfaatannya yang berdampak pada edukasi masyarakat Cirebon. Dari yang muda sampai yang tua pun sama-sama berkumpul stau padu. Mencoba menyeduh kopi sendiri, mencicipi hasil sendiri dan bayar sesuka hati. Bertemu dengan sesama penikmat kopi, maupun yang belum suka sama-sama menyenangkannya. Karena ada pembelajaran di setiap obrolan yang ada. \"Marani kopi ini bisa diikuti siapapun. Baik yang suka maupun tidak. Sama-sama kita terbuka,\" katanya. Bukan hanya pemilik kedai kopi, namun juga ahli roasted seperti Lucky ikut bergabung dalam komunitas ini. Dengan pengalaman mencari berbagai jenis kopi, termasuk dengan yang ada di wilayah tiga Cirebon Kuningan dan Majalengka, Lucky bercerita bahwa pada dasarnya, Cirebon memiliki potensi kopi yang mengesankan. Bahkan di salah satu buku budaya yang dibacanya bahwa Cirebon masuk sebagai salah satu kota awal penyebaran kopi. Yang berarti Cirebon sangat berpotensi. \"Jadi orang yang sama sekali tidak suka kopi pun juga bisa belajar. Masih jarang masyarakat yang tahu kalo wilayah Cirebon ini berpotensi kebun kopinya. Ini yang perlu di edukasi,\" terangnya. Owner Sasmita Coffe Riswan menambahkan, Cirebon ada sejarahnya dan berkaitan dengan kopi. Ia ingin agar ini digali. Sehingga masyarakat luar mengetahui bahwa wilayah Cirebon pun bisa jadi penghasil kopi. “Mudah-mudahan dengan komunitas kami ini bisa mengangkat perekonomian petani kopi di Cirebon,\" tutupnya. (myg)

Tags :
Kategori :

Terkait