PPDB Japres Hanya Terisi 50 Persen, Dialihkan ke PPDB Reguler

Senin 02-07-2018,11:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Enam hari pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMPN di Kota Cirebon dibuka. Hasilnya akan diketahui, Senin (2/7) yang diumumkan melalui website PPDB. Hanya saja dari enam hari pendaftaran itu, jumlah siswa pendaftar di jalur prestasi (japres) belum memenuhi kuota kursi yang disediakan. Ketua Pelaksana PPDB Kota Cirebon H Muh Uu Suhaemi mengatakan, ada beberapa sekolah yang belum memenuhi kuota. Bahkan tidak diminati oleh siswa. Dengan sistem PPDB saat ini, siswa yang memiliki prestasi bisa leluasa memilih sekolah yang dikehendaki tanpa terikat zonasi rayonisasi wilayah. Sejauh ini memang yang menjadi favorit tujuan siswa untuk bersekolah masih sebatas berada di sekolah yang berada di wilayah pusat kota. Namun pihaknya, juga mengarahkan siswa berprestasi yang tidak masuk di sekolah tertentu karena kuotanya sudah terpenuhi, untuk mengisi kuota jalur prestasi di sekolah yang masih longgar. \"Untuk siswa yang tersisih kita berikan pilihan untuk mengisi kuota prestasi di sekolah yang masih longgar, kalau mau diambil. Tapi kalau tidak diambil, bisa seleksi di jalur kompetitif SHUSBN dan juga jalur zonasi,\" ujar Uu, kepada Radar Cirebon. Sekretaris Tim Seleksi Jalur Prestasi Olahraga Dr H Dedi Kenedi MPd menambahkan, setelah ditutup jalur pendafatar prestasi olahraga ada 135 orang yang tertampung, dari jumlah pendaftar sekitar 152. Sisanya sebanyak 17 siswa, banyak yang menarik pendaftaran karena tidak mau disalurkan ke sekolah lain. Padahal, masih ada sekolah yang belum terisi kuota prestasinya seperti di SMPN 12 dan SMPN 18. “Orang tuanya tidak mau,” katanya. Mereka lebih memilih untuk mendaftarkan lagi anaknya di jalur kompetitif SHUSBN dan juga jalur zonasi. Untuk anak-anak yang memiliki nilai SHUSBN, masih bisa berkompetisi di jalur nilai agar bisa diterima di sekolah yang diinginkan. Sementara ada jua orang tua yang tetap memilih di sekolah yang diinginkan karena letak tempat tinggalnya berada dekat sekolah. Misalnya, saja ada siswa di SDN Kejaksan, yang akan mendaftarkan diri ke SMPN 1. Namun tidak lolos melalui jalur prestasi. Setelah diarahkan untuk masuk ke sekolah lain. Calon siswa tidak bersedia, dan lebih memilih untuk ikut di jalur zonasi karena letaknya dekat dengan sekolah. \"Mereka mencabut dan masuk ke jalur zonasi,\" ujarnya. Dari hasil seleksi ada 135 siswa yang diterima di jalur prestasi olahraga. Padahal kuota seluruhnya dari SMPN 1 sampai SMPN 18 mencapai 248 kursi. Nantinya, kuota kosong itu masuk menjadi tambahan untuk kuota jalur kompetitif SHUSBN dan jalur zonasi. Dengan ditutupnya jalur prestasi ini, Pengamat Kebijakan Publik, Sutan Aji Nugraha berharap tidak ada pembukaan pendaftaran untuk memasukan siswa di jalur prestasi. Apalagi kuota jalur prestasi masih longgar karena jumlah pendaftar. \"Kalau memang ditutup, jangan ada lagi yang boleh masuk, ini harus konsekuen ke aturan,” tuturnya. Kemudian, bila ada sekolah yang belum terpenuhi, ini juga perlu dijelaskan ke masing-masing sekolah bagaimana sistemnya menambah kuota di jalur lain. Sisa kuota jalur prestasi ini menurut Sutan perlu diawasi. Jangan sampai jadi celah untuk memasukan siswa secara tidak prosedural. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait