Waduk Cipancuh Kering, Petani Andalkan Sumur Pantek

Senin 02-07-2018,17:37 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

INDRAMAYU – Ribuan hektare hamparan padi di Desa Kertanegara, Sumbermulya dan Desa Cipancuh Kecamatan Haurgeulis memasuki masa berbulir. Sebagian kecil tanaman padi disana masih berumur 30 hari setelah tanam. Namun kondisi Waduk Cipancuh yang mensuplai pasokan air ketiga desa bertetangga itu kini telah kering kerontang. Para petani di sanapun sudah tidak lagi mengharapkan suplai air dari waduk seluas sekitar 700 haktare yang terletak di Desa Situraja, Kecamatan Gantar itu. Mereka lebih mengandalkan pasokan air dari sumur pantek yang dibuat secara swadaya demi menghindari tanaman padi terkena puso. “Pakai sumur pantek, kiriman air dari waduk sudah tidak bisa lagi,” kata Pengamat Sungai dan Irigasi Waduk Cipancuh, H Kanto kepada Radar, Minggu (1/7). Dia membenarkan, kondisi Waduk Cipancuh sudah mengering sejak seminggu lalu atau tepatnya Sabtu (23/6). Meski sempat diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir, tak sampai membuat kondisi waduk terisi penuh lantaran intensitas serta curah yang sangat kecil. Waduk yang dalam keadaan normal bisa menampung sampai 7 juta kubik air itu saat ini dipenuhi tanaman hijau berupa rumput liar dan menjadi lokasi favorit para penggembala kambing. Kanto menjelaskan, seiring keringnya waduk sebagian besar areal persawahan di wilayah Kecamatan Gantar dan Haurgeulis telah memasuki musim panen padi. Usai panen, petani diimbau untuk tidak memaksakan diri kembali tanam padi. Hanya 3 desa tersisa yang saat ini masih membutuhkan suplai air lantaran terlambat melaksanakan percepatan tanam. Dua desa yakni Desa Kertanegara dan Cipancuh usia tanaman padi antara 40-45 hst. “Sebagian kecil tanaman padi di Sumbermulya umurnya baru sebulan. Mudah-mudahan dengan sumur pantek, bisa tertolong,” katanya. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait