Pasangan Selingkuh Ngamar Pagi-pagi, Digerebek Warga

Kamis 05-07-2018,08:31 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Hari masih pagi, tiba-tiba terdengar kegaduhan dari sebuah rumah di Blok Balong Desa Gebang Ilir, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Rabu (4/7) sekitar pukul 09.00 WIB. Sejumlah pengurus karang taruna, tokoh masyarakat dan ulama bersama-sama mendatangi sebuah rumah milik salah satu warga pendatang. Karena rumah tersebut disinyalir digunakan sebagai tempat transaksi bisnis esek-esek. Rumah tersebut persis berada di belakang warung remang-remang yang selama ini meresahkan warga. Ryan, salah satu anggota Karang Taruna Desa Gebang Ilir saat ditemui Radar Cirebon menuturkan, penggerebekan tersebut dilakukan setelah peringatan dan imbauan warga tidak diindahkan pemilik warung. “Tempat itu semua orang tahu, sering dijadikan tempat mesum. Kami warga sekitar sudah sering beri peringatan. Masalahnya yang punya warung itu bukan warga sekitar, tapi pendatang,” beber Ryan. Terkait penggerebekan tersebut, Ryan menceritakan, jika sebelumnya pada pagi itu dirinya menerima telepon dari salah satu warga. Menginformasikan ada aktivitas mencurigakan di salah satu warung milik warga yang terindikasi sering menjadi tempat mesum tersebut. “Saya terima info dan langsung menghubungi pengurus karang taruna yang lain. Tokoh masyarakat dan ulama juga saya hubungi. Info yang saya terima saat itu, telah datang ke warung pria dan wanita menggunakan sepeda motor. Mereka langsung masuk ke warung,“ jelasnya. Setelah ditunggu beberapa saat, akhirnya warga memutuskan untuk mendatangi warung tersebut. Mencari keberadaan kedua tamu misterius. Ketika didatangi keduanya tidak berada di dalam warung. Warga akhirnya masuk ke kamar. “Kita ada buktinya, mereka berdua tertangkap tangan sedang melakukan perbuatan maksiat. Tapi kita masih sabar. Kita tidak main hakim sendiri. Kita paham aturan,” jelasnya. Keduanya lalu diinterogasi di tempat. Akhirnya terkuak jika keduanya merupakan pasangan selingkuh. Keduanya sudah berstatus menikah dan sudah punya pasangan. Mereka menyewa kamar kepada pemilik warung karena sudah terbiasa. “Keduanya sudah mengakui. Pemilik warungnya pun demikian. Karena massa bertambah banyak, kita serahkan ke pihak pemerintah desa. Tuntutan warga sih sederhana, lokasi prostitusi di desa kami harus tutup. Kami tidak mau nama desa kami rusak gara-gara ulah segelintir orang,” paparnya. Sementara itu, Sekretaris Desa Gebang Ilir Abdul Manap mengatakan, persoalan tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan kelembagaan. Setelah menerima penyerahan dari warga langsung menghubungi pihak keluarga dan pemerintah desa, tempat asal dua orang yang diamankan tersebut. “Kita panggil keluarganya. Kita temukan dengan perangkat desa setempat. Kita buatkan pernyataan untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya. Yang jelas keduanya bukan warga kita, dari luar desa semuanya,” jelasnya. Untuk langkah ke depannya, pihak pemerintah desa akan berkoordinasi dengan aparat kepolisian, Satpol PP dan pihak kecamatan untuk segera menutup aktivitas meresahkan di beberapa warung yang ada di Blok Balong Desa Gebang Ilir. “Informasi sudah masuk ke kita. Di lokasi tersebeut ada tujuh warung. Tadi sudah ngobrol dengan para pemiliknya. Rencana akan kita tutup dan kita ganti jadi warung kuliner saja,” pungkasnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait