Petani Indramayu Dihantui Gagal Panen dan Rendahnya Harga Gabah

Sabtu 07-07-2018,06:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

INDRAMAYU-Kekeringan yang terus melanda beberapa kecamatan di Indramayu membuat petani harus merogoh kocek lebih dalam agar tidak mengalami gagal panen. Biaya pengolahan lahan pun membengkak hingga Rp3 juta untuk proses pompanisasi ataupun pembuatan sumur. Pompanisasi ataupun pembuatan sumur terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan lahan sawah yang sebentar lagi panen. Jika tidak, semua modal yang telah dikeluarkan akan hilang. Salah seorang petani, Sudani (55) mengatakan saat ini ia hanya bisa pasrah dan mau tidak mau mengeluarkan biaya tambahan. Untuk mengairi sawahnya, ia harus keluar uang sekitar Rp250 ribu per minggu untuk satu hektare sawahnya. “Jelas membengkak. Tinggal dihitung saja, sekali mengairi sawah butuh Rp250 ribu per minggu. Sementara butuh waktu maksimal tiga bulan, itu saja sudah kelihatan sekitar butuh Rp3 jutaan per hektarenya. Belum lagi modal lainnya,” ujarnya. Jika matahari cukup terik dan angin besar, pengairan lewat pompanisasi bisa lebih sering dilakukan. Sehingga biaya yang dikeluarkan selama dua atau 3 bulan bisa lebih dari Rp3 juta. “Ya kadang kita kepaksa cari air dari saluran pembuang,” lanjutnya. Yang membuat petani semakin tercekik, harga gabah kemungkinan besar akan turun karena kebijakan HET beras di tingkat pedagang yang dikeluarkan pemerintah lebih rendah dibanding tahun 2017. Dengan HET yang turun, otomatis harga gabah di tingkat petani akan ikut turun. Senada Taryo (56) mengatakan air kerap menjadi masalah bagi petani yang letak sawahnya di tengah dan ujung. Karena saat pembagian air berlangsung, sawah yang berada di tengah dan ujung nyaris tidak kebagian. Air sudah habis untuk sawah yang berada di depan. Sehingga harus dilakukan upaya lain untuk menyelamatkan sawah. “Apalagi sekarnag HET lebih rendah dibanding tahun 2017. Jelas ini akan memengaruhi harga gabah saat ini. Saat panen raya Agustus mendatang, ya kami hanya bisa pasrah. Kami cua berharap harga gabah bisa lebih manusiawi sehingga bisa menutupi biaya yang dikeluarkan untuk modal,” jelasnya. (oni)

Tags :
Kategori :

Terkait