Tahun Ini Calhaj Sebagian Diberangkatkan dari BIJB, tapi Begini Ruwetnya

Selasa 10-07-2018,14:34 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA - Pemerintah pusat menargetkan tahun ini ada pemberangkatan calon jamaah haji (calhaj) dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Tapi fasilitas pendukung belum siap 100 persen. Hal yang paling krusial adalah keberadaan runway yang baru mencapai 2.500 meter. Masih kurang 500 meter lagi agar bisa menampung pesawat Saudi Airlines jenis Boeing 777. Saudi Airlines sendiri sudah disepakati oleh pemerintah untuk mengangkut seluruh calhaj Jawa Barat. Kepala Kemenag Kabupaten Majalengka Yayat Hidayat mengatakan, pemberangkatan calhaj dari BIJB hanya untuk tiga kelompok terbang (kloter). Yakni  1 kloter dari Kabupaten Sumedang yang akan berangkat 16 Juli. Kemudian kloter 70 dari Kabupaten Majalengka yang akan berangkat 6 Agustus, dan kloter 96 gabungan Kota Bandung dan Bekasi. Kloter campuran ini yang berangkat terakhir. Diakui Yayat, awalnya BIJB akan digunakan untuk calhaj  dari Ciayumajakuning plus Sumedang. Karena terkendala  runway yang baru 2.500 meter, hal itu sulit dilakukan. Tiga kloter yang berangkat dari BIJB akan tetap terbang ke Tanah Suci dari Bandara Soekarno-Hatta. “Embarkasi  tetap di Bekasi. Jadi nanti jamaah menuju embarkasi Bekasi, lalu menuju BIJB dan terbang ke Bandara Soekarno-Hatta. Pak Presiden menginginkan ada penerbangan haji dari BIJB,” ujarnya kepada Radar Cirebon, kemarin. Dia menyebutkan, jumlah calhaj Kabupaten Majalengka yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini sebanyak 1.167 orang, ditambah petugas 15 orang dan PPHD 6 orang. “Keberangkatan jamaah haji Majalengka terbagi atas 3 kloter. Yaitu kloter 70, kloter 74, dan kloter 77 yang akan berangkat pada tanggal 6-7-9 Agustus 2018 mendatang,\" terangnya. Sebelumnya, saat soft launching BIJB yang dilakukan Presiden Jokowi, Kamis 24 Mei 2018, sudah ada kritikan agar beberpa pekerjaan yang belum tuntas harus dituntaskan. Ini bertujuan untuk mengoptimalkan aspek pelayanan dan keselamatan transportasi udara bertaraf internasional. Rencana penerbangan haji misalnya. Saat itu pengamat penerbangan, Alvin Lie, menyarankan pemerintah tidak memaksa untuk menjadikan Bandara Kertajati sebagai embarkasi haji. Alasannya infrastruktur pendukung untuk jamaah haji belum tersedia. “Bandara Kertajati belum didukung dengan sarana penampungan jamaah haji. Saya ingin tahu, nanti jamaah ditampung di mana,” tuturnya Rabu silam (23/5). Selain sarana penampungan, Alvin juga menanyakan apakah ada sarana kesehatan dan akses yang memadai. Hal ini menurutnya perlu karena mendukung pelayanan kepada jamaah haji. “Kondisi jamaah haji juga harus dijamin. Jangan hanya pencitraan pemerintah saja,” ucapnya. Dari sisi efisiensi pun dinilai kurang. Alvin mengatakan, jika penerbangan dari Bandara Kertajati menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta hanya sekitar 15 menit. Namun pesawat harus masuk ke taxy way hingga runway yang membutuhkan waktu. “Nambah ongkos juga,” tuturnya. Saat ini Bandara Kertajati memiliki landasan 2.500 meter. Sehingga tidak aman digunakan pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777. Sehingga rencananya, jamaah haji tetap transit ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. “Berdasarkan informasi sekunder yang saya dapat, jamaah diangkut dari Kertajati ke Soetta menggunakan pesawat yang lebih kecil,” ucap anggota Ombudsman RI itu. (ara/JPG)

Tags :
Kategori :

Terkait