Buah Ciplukan Ternyata Bernilai Ekonomi Tinggi

Kamis 19-07-2018,15:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Sejumlah petani di Desa Curug Wetan, Kecamatan Susukan Lebak mulai mengembangkan komoditi tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Setelah sukses menanam Black Madras, jenis padi dengan warna daun merah kehitaman, kini para petani yang tergabung dalam Gapoktan Barokah mulai mengembangkan komoditi Buah Ciplukan. Buah Ciplukan yang awalnya seringkali dijadikan campuran ramuan obat herbal tersebut, mulai ditanam sejak setahun terakhir. Untungnya, meskipun kondisi cuaca Cirebon seringkali panas, namun Buah Ciplukan bisa tumbuh subur dan menghasilkan buah yang melimpah. “Ini bukan Ciplukan biasa. Dari ukurannya saja sudah jelas kelihatan. Bibit buah ini saya dapatkan dari rekanan di Batam. Saya kembangkan di sini dan cocok, bisa berbuah dan maksimal,” ujar Ketua Gapoktan Barokah Curug Wetan Nurhasan saat ditemui Radar Cirebon. Dijelaskan Nurhasan, harga Buah Ciplukan Jumbo atau warga Curug Wetan sering menyebutnya Cecendet Jumbo tersebut, mempunyai nilai ekonomis yang begitu tinggi. Harganya perkilogram rata-rata berkisar antara Rp100.000 sampai Rp200.000. “Pasarnya memang belum besar. Saya saja masih kirim ke Batam, di sana untuk obat. Kirimnya belum banyak, karena saat ini saya baru bisa tanam sekitar 100 batang saja,” imbuhnya. Masa tanam dari cecendet tersebut paling cepat sekitar dua bulan dan paling lama tiga bulan, tergantung kondisi cuaca dan kelembaban udaranya. “Tanaman ini paling tidak tahan panas. Harus disiram dua kali sehari, tapi kalau mendekati panen cukup sehari atau dua hari sekali. Yang penting tanah dan suhu udaranya lembab, itu sudah cukup,” ungkapnya. Sementara itu, Kuwu Desa Curug Wetan, Jaenudin Radar mengapresiasi apa yang sudah dilakukan pihak Gapoktan Barokah. Menurutnya, yang sudah dirintis selama ini oleh Gapoktan sudah bagus dan sangat terasa. “Kalau tidak salah, Gapoktan kita ini sudah mendapatkan beberapa kali penghargaan. Baik di tingkat kabupatan ataupun provinsi. Wilayah kita juga sering jadi rujukan atau studi banding dari wilayah lain, terutama untuk persoalan pertanian,” pungkasnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait