Bom India Renggut 16 Jiwa

Minggu 24-02-2013,00:11 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Tiga Hari sebelum Kejadian, Intelijen Sudah Peringatkan akan Ada Serangan HYDERABAD - Polisi India tengah bekerja keras mengungkap pelaku serangan bom kembar yang dipasang pada dua sepeda angin di tengah pusat perbelanjaan Hyderabad, Kamis malam (21/2) waktu setempat. Bom yang meledak hampir bersamaan itu menewaskan 16 orang dan melukai lebih dari 119 lainnya, enam di antara mereka kritis. Dua bom yang hanya terpisah 150 meter tersebut meledak saat pusat perbelanjaan dan hiburan sedang ramai pengunjung. Bom pertama meledak di dekat sebuah bioskop dan satu lainnya di dekat terminal bus. Dua ledakan terjadi hanya berselang beberapa menit. Saking kerasnya ledakan di Distrik Dilkush Nagar itu, bagian depan kompleks pertokoan hancur. Makanan dan piring-piring dari sejumlah rumah makan berhamburan hingga ke bahu jalan. Sejumlah bagian tubuh korban tergeletak di antara puing-puing. Para pejalan kaki langsung bergegas menolong korban luka dan melarikannya ke rumah sakit. \"Ini serangan orang-orang pengecut. Pelakunya tidak akan lolos dari jeratan hukum,\" ujar Perdana Menteri India Manmohan Singh. Dia meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi. Polisi mencari kemungkinan adanya serangan balas dendam dari kelompok yang marah pascaeksekusi mati seorang militan muslim. India dinyatakan berstatus waspada sejak Mohammed Afzal Guru, seorang warga Kashmir, dihukum gantung di penjara New Delhi dua pekan lalu setelah divonis bersalah terlibat dalam penyerangan parlemen India pada 2011. Penyerangan tersebut menewaskan 14 orang, termasuk lima di antaranya adalah pelaku. Seorang sumber polisi yang enggan disebutkan identitasnya, seperti dilansir AP, menyatakan bahwa mujahidin India, kelompok militan Islam yang punya keterkaitan dengan Pakistan, diyakini berada di balik serangan tersebut. Banyak warga Kashmir India yakin Afzal tidak diadili secara proporsional. Eksekusi yang dilakukan secara diam-diam memicu kemarahan warga di wilayah dengan sentimen anti-India sangat kuat tersebut. Menteri Dalam Negeri Sushilkumar Shinde mengatakan, sebenarnya sudah ada peringatan dari intelijen terkait dengan kemungkinan terjadinya serangan di sebuah tempat di India tiga hari sebelumnya. \"Namun, informasi tersebut tidak menyebut secara detail lokasinya,\" tambah dia. Kepala Kepolisian Hyderabad V Dinesh Reddy menjelaskan, bom tersebut terdiri atas bahan peledak sederhana yang dirangkai sendiri dengan nitrogen. Bom itu bisa dipicu dengan alat pengatur waktu atau timer. Mahesh Kumar, mahasiswa 21 tahun, mengatakan sedang pulang dari kampus ketika bom tersebut meledak. \"Saya mendengar suara ledakan keras sekali dan sesuatu menghantam tubuh saya. Saya terjatuh dan seseorang membawa saya ke rumah sakit,\" terang Kumar yang mengalami luka karena pecahan bahan peledak. Hyderabad, kota berpenduduk 10 juta jiwa di Negara Bagian Andhra Predesh, merupakan pusat industri teknologi informasi di India. Populasinya beragam, campuran antara Islam dan Hindu. \"Serangan ini melukai perdamaian kehidupan masyarakat di Andhra Pradesh,\" ujar Kiran Kumar Reddy, gubernur Andhra Pradesh. Bom kembar tersebut merupakan serangan besar pertama di India sejak ledakan di luar gedung Mahkamah Agung, New Delhi, yang merenggut 13 nyawa pada September 2011. Pemerintah menjadi target kritik tajam dari masyarakat karena selalu gagal mengungkap otak di balik penyerangan tersebut. Petugas dari Badan Investigasi Nasional dan personel Garda Pengamanan Nasional dikirim dari New Delhi untuk membantu penyelidikan di Hyderabad. Amerika Serikat melalui menteri luar negerinya, John Kerry, yang bertemu Menlu India Ranjan Mathai Kamis (21/2) mengecam serangan tersebut. \"AS berdiri bersama India untuk melawan ancaman terorisme dan kami juga menyiapkan bantuan apa pun yang diperlukan kepada otoritas India,\" terang Juru Bicara Deplu AS Victoria Nuland dalam jumpa pers. Perdana Menteri Manmohan Singh langsung memerintah seluruh elemen pemerintahan untuk membantu otoritas di Andhra Pradesh. Dia juga menyetujui anggaran untuk kompensasi kepada korban tewas dan luka berat. (cak/c10/ami)

Tags :
Kategori :

Terkait