Puluhan Tentara Serang Mapolres OKU

Jumat 08-03-2013,08:43 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Kapolsek Ditusuk, Gedung dan Kendaraan Dinas Ludes Terbakar SUMATERA SELATAN- Anggota TNI dan Polri kembali terlibat kontak fisik. Kemarin pagi, kantor Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, diserang puluhan anggota TNI. Empat orang mengalami luka, termasuk Kapolsek Martapura Kompol Ridwan yang mengalami luka tusuk. Mapolres OKU didatangi sekitar 95 anggota TNI dari Batalyon Artileri Medan (Yon Armed) 15 sekitar pukul 07.30. Para tentara berseragam itu datang menggunakan puluhan motor dan beberapa truk. Saat mereka datang, anggota Polres OKU sedang melaksanakan apel pagi. Mulanya, mereka datang berunjuk rasa meminta penjelasan atas proses hukum terhadap Brigadir Wijaya, Anggota Satlantas Polres OKU yang menembak Pratu Heru Oktavianus, anggota Yon Armed pada 27 Januari lalu hingga tewas. Namun, entah apa pemicunya, mereka mulai beringas. Kadivhumas Mabes Polri Irjen Suhardi Alius mengatakan, pihaknya telah mendapat info dari Kapolres OKU jika para pengunjuk rasa sebenarnya sudah diterima oleh Kabagops. Mereka juga sudah diberi penjelasan perihal perkembangan kasus tersebut. \"Tapi, karena penjelasan dianggap tidak jelas, mereka tidak terima dan melakukan tindakan anarkis,\" terangnya di Mabes Polri kemarin. Suhardi mengatakan, para anggota Yon Armed 15 datang ke Mapolres OKU tanpa sepengetahuan pimpinannya. \"Danyon-nya (komandan batalyon) datang belakangan dan berupaya menghalau anak buahnya. Tapi tetap saja tidak terkendali,\" lanjut perwira bintang dua itu. Sebab, jumlah massa cukup besar. Sedikitnya empat orang terluka akibat serangan tersebut. Dua di antaranya kritis dan salah satunya adalah Kapolsek Martapura Kompol Riduan. Dia ditusuk saat berada tidak jauh dari Mapolres. Selain itu, gedung Mapolres nyaris ludes terbakar. Dua pos polisi dan satu polsubsektor juga dibakar dan dirusak. Kerugian lainnya adalah tiga mobil dinas, enam mobil pribadi dan 69 sepeda motor ikut terbakar. Suhardi memastikan, tindakan anarkistis para anggota Yon Armed masih terkait dengan peristiwa 27 Januari lalu yang menewaskan Pratu Heru Oktavianus. Versi polisi, Pratu Heru sekitar pukul 00.30 terpergok melanggar lalu lintas. Tapi saat akan dihentikan, Pratu Heru yang saat itu tidak mengenakan seragam dinas malah kabur. Terjadilah kejar-kejaran hingga akhirnya Brigadir Wijaya menembakkan senjatanya. \"Saat ini yang bersangkutan (Brigadir Wijaya, red) ditahan di Polda Sumsel untuk menjalani proses pidana,\" lanjut Jenderal bintang dua itu. Berkas perkaranya juga telah rampung dan masuk masa penyerahan tahap pertama ke kejaksaan. Yang jelas, pihaknya menyesalkan penyerangan tersebut dan berharap ke depan tidak terulang kembali. Saat ini pun, sudah ada perintah dari masing-masing pimpinan kesatuan, baik Polri maupun TNI untuk saling menahan diri. Seluruh anggota TNI yang terlibat penyerangan sudah ditarik lagi ke barak, dan kondisi dinyatakan kondusif. Suhardi menambahkan, Mabes Polri juga telah mengirim tim ke OKU untuk meredam situasi. Tim gabungan dari Divpropam dan Irwasum sudah didatangkan ke sana. Wakapolda Sumsel Brigjen M Zulkarnain juga ikut turun ke lapangan memantau situasi. Informasi terakhir, hingga saat ini jumlah korban dalam peristiwa tersebut mencapai delapan orang. Terdiri dari lima anggota Polres OKU (termasuk Kapolsek Martapura), dua anggota Polisi Militer, dan seorang warga sipil. Seluruh korban dibawa ke Palembang. Tidak ada korban tewas dalam peristiwa itu. Semangat esprit the corps yang dibawa anggota Yon Armed saat menyerang mapolres juga diakui Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo. Dalam keterangan persnya kemarin, Ipar presiden SBY itu menyatakan, dua peristiwa tersebut masih saling berkaitan. \"Kemungkinan dipicu akibat salah satu anggota Yon Armed meninggal dunia ditembak Polisi sebulan yang lalu (27 Januari, red),\" terangnya. Namun, pihaknya masih akan mengecek lagi kebenaran informasi tersebut. Saat ini, tim investigasi dari mabes TNI AD sudah tiba di lokasi kejadian. Tim investigasi dipimpin Wakil Asisten Pengamanan Kasad Brigjen TNI Irwansyah untuk membuktikan ada tidaknya anggota TNI yang bersalah dalam kasus tersebut. \"Yang salah pasti akan dihukum,\" tegasnya. Kasad menambahkan, dia sudah memerintahkan Pangdam II Sriwijaya untuk memastikan peristiwa perusakan itu tidak sampai meluas. Selain itu, sejumlah prajurit TNI AD yang terdiri anggota Kodim 0403/Oku Baturaja, Dodiklatpur dan Puslatpur diturunkan untuk membantu mengamankan kantor Polres OKU. Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul menyatakan, Panglima TNI meminta semua pihak menahan diri. \"Jangan terprovokasi, kembali ke kesatuan masing-masing,\" terangnya. Dia mengatakan, Panglima juga sudah membuat tim yang diberangkatkan ke Sumsel untuk meredam situasi sekaligus untuk investigasi. Di sisi lain, peristiwa perusakan dan pembakaran itu juga berakibat fatal bagi Polres OKU. Mereka kehilangan 16 orang dari total 22 tahanan. Ke-16 tahanan itu berhasil kabur dengan memanfaatkan situasi. \"Saat terjadi pembakaran, tembok sel tahanan jebol,\" terang Karopenmas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar. Karena kondisi saat itu sedang chaos, polres hanya berhasil mencegah enam tahanan agar tidak kabur. Mereka lalu dititipkan ke Koramil setempat. \"Untuk tahanan yang kabur sedang dilakukan pengejaran oleh reskrim yang dibantu Polda Sumsel,\" terang mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya itu. Karena bangunan mapolres tidak bisa digunakan, untuk sementara pelayanan masyarakat dialihkan ke polsek terdekat dari Mapolres OKU. Menurut Boy, rehabilitasi gedung mapolres butuh waktu minimal tiga bulan. Tidak mungkin selama tiga bulan tidak ada pelayanan masyarakat. Boy menambahkan, pihaknya berharap seluruh jajaran di bawah, baik polri maupun TNI untuk tidak terprovokasi dengan kejadian tersebut. Juga, jangan sampai ada upaya aksi saling balas antara Polri dan TNI. \"Koordinasi sudah dilakukan di level pimpinan untuk diselesaikan menurut hukum yang berlaku,\" tandasnya. PRESIDEN SBY PERINTAHKAN KAPOLRI KIRIM TIM KE OKU Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tengah melakukan lawatan kenegaraan ke Hungaria, segera memberikan respon terkait penyerbuan dan pembakaran Polres Ogan Komering Ulu (OKU) Sumsel. Melalui Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, SBY telah memerintahkan Kapolri untuk segera mengirim tim Polri ke lokasi penyerangan tersebut. \"Presiden sudah mendengarkan laporan dari Kapolri secara langsung pada pukul 06.00 waktu setempat dan memerintahkan kapolri untuk ke Ogan Komering Ulu,\" jelas Julian, kemarin. Selain itu, lanjut Julian, Presiden juga memerintahkan Kapolri untuk segera berkoordinasi dengan Kapolda Sumsel dan Pangdam Sriwijaya terkait penanganan kasus tersebut. Presiden pun meminta kapolri agar tidak segan menindak tegas pelaku yang terlibat dalam insiden tersebut. \"Presiden meminta Kapolri berkoordinasi dengan Kapolda Sumsel dan Pangdam Sriwijaya untuk langsung menangani apa yang sesungguhnya terjadi di sana, sehingga kondisi bisa terkendali dan teratasi dengan baik. Presiden juga sudah menghubungi Kapolri untuk segera melakukan investigasi dan penyeldikan serta menindak tegas pelaku yang terlibat dalam insiden di Mapolres pada hari ini (kemarin, red). Saat ini Presiden masih menunggu hasil investigasi dari lapangan,\" imbuh Julian. Penyerbuan dan pembakaran Polres Ogan Komering Ulu itu juga membuat Kapolri Timur Pradopo meradang. Orang nomor satu di korps kepolisian itu pun meminta Panglima TNI untuk segera mengusut tuntas kasus penyerbuan yang mengakibatkan delapan orang terluka tersebut. \"Melakukan pembakaran apalagi ini kantor Polri, simbol negara, saya minta Panglima TNI untuk dilakukan pemeriksaan. Dan kalau memang ada pelanggaran hukum tentu harus segera diproses,\" tegas Timur ketika ditemui di Kantor Wapres, kemarin. Namun, sampai saat ini Timur mengaku belum mengetahui secara jelas motif dari penyerangan kantor Polres tersebut. Dia hanya menegaskan, hingga saat ini, segalanya masih dalam proses. \"Sekali lagi, semuanya sedang dalam proses,\" kata dia. Senada dengan Timur, Menkopolhukam Djoko Suyanto juga meminta Kapolri dan Panglima TNI Agus Suhartono untuk segera mengusut kasus penyerangan tersebut. Dia menekankan, pihaknya sangat menyesalkan adanya pembakaran kantor polisi yang merupakan fasilitas negara. \"Yang penting saya sudah mintakan kepada beliau untuk segera diusut ya. Anggota TNI yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak betul itu untuk segera diusut dan ditindak sesuai ketentuan yang berlaku. Saya kira Panglima TNI sudah menyatakan itu melalui Kapuspen TNI. Kemudian kantor itu kan kantor-kantor negara, apalagi ini aparat TNI yang melakukan perusakan terhadap kantor-kantor pemerintah, itu sangat disesalkan,\" ujarnya ketika ditemui di Kantor Wapres, kemarin. Karena itu, di samping mengusut kasus tersebut, Djoko juga meminta Kapolri dan Panglima TNI segera mengambil tindakan terkait upaya pembangunan kembali kantor Polres yang dibakar tersebut. Soal motif penyerangan, sedikit banyak Djoko sudah mengetahui. Penyerangan tersebut diawali dari penembakan oknum TNI. \"Ini kan lebih pada Kepolisian. Mereka (oknum TNI, red) kan mempertanyakan kasus ditembaknya anggota TNI pada satu dua bulan yang lalu. Tapi yang jelas itu sangat disesalkan, oleh karena itu kalau perlu bagaimana Panglima TNI dan Kapolri menyikapi ini membangun kembali kantor itu,\" jelasnya. (byu/ken)

Tags :
Kategori :

Terkait