Calon Rektor IAIN Mengerucut 3 Nama

LEMAHWUNGKUK – Guru Besar IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof Dr Abdus Salam menyebutkan saat ini berdasarkan kabar yang diterimanya calon rektor kini mengerucut ketiga nama. Tiga nama itu yang akan dibawa Menteri Agama RI ke presiden untuk ditentukan. “Kalau kabar yang kami terima terakhir tinggal tiga nama. Siapa-siapanya saya tidak tahu dan tidak juga diberitahu,” ujarnya, Minggu (19/9). Menurut Abdus Salam pada dasarnya mekanisme pemilihan rektor yang dilakukan oleh panitia pusat dalam hal ini dari Kementrian Agama RI, tetap didasarkan pada konstitusi yang ada. Terlebih senat yang ada saat ini keberadaanya belum definitif. Dan rektor yang ada pun bukan pejabat definitif. Karena itu sekalipun sebagai anggota senat, dirinya merasa sah-sah saja pemilihan rektor saat ini dilakukan oleh panitia pusat. “Kalau bagi saya sih sah-sah saja. Karena masih mengacu ke konstitusi. Dan kementrian pun melakukan proses rekrutmen dalam koridor-koridor demokratis,” paparnya. Sebagai salahseorang guru besar Abdus Salam pun pada 3 September 2010 lalu diminta memberikan pertimbangan terhadap calon rektor yang akan memimpin. Baginya, melihat tantangan IAIN ke depan maka sudah saatnya memiliki rektor yang lebih kompeten, ketimbang sekadar politis. Karena IAIN sekarang beda dengan ketika sekolah tinggi sebelumnya. “Kompetensi harus diutamakan ketimbang politis,” paparnya kepada Radar. Sementara itu, salah seorang yang mendaftar dalam seleksi calon rektor IAIN, Prof Dr Adang Jumhur membenarkan saat ini tahapannya Menteri Agama RI membawa nama pendaftar yang lolos seleksi ke presiden untuk ditentukan. Tapi satu hal, dari kandidat yang ada, siapapun terpilih Adang mengaku siap menerima hasilnya. “Kalau saya ya harus menerima. Selebihnya saya no comment dulu ya,” ucapnya saat menghadiri halal bihalal sedulur Cirebon di Keraton Kasepuhan. Berdaskan informasi yang diperoleh koran ini dari lingkungan IAIN Syekh Nurjati, terdapat sejumlah nama yang lolos seleksi dari baperjakat ke menteri Agama. Mereka adalah Prof Dr Imron Abdullah, Prof Dr Adang Jumhur, Prof Wahidin, Prof Dr Matsna, Dr Ilman Nafia, dan Prof Dr Maksum. (hen)