Provinsi “Kunci Bersama”, Gabungan Daerah-daerah Perbatasan Jabar-Jateng
KUNINGAN - Ada hal mengejutkan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (musrenbang) tingkat kabupaten, di Ballrooom Tirta Sanita Hotel, Sangkanhurip, Senin (12/3). Bupati Kuningan H Aang Hamid Suganda mewacanakan pembentukan provinsi baru, selain Provinsi Cirebon.
“Ideal banget kalau dibentuk provinsi baru. Menyatukan daerah perbatasan hasil Kuningan Summit yang disebut ‘Kunci Bersama’ (Kuningan, Cirebon, Ciamis, Cilacap, Brebes, Kota Banjar dan Majalengka). Kalau Indramayu mau ikut, silakan,” ucap Aang, disambut tepuk tangan yang hadir. Pada musrembang tersebut terlihat hadir pejabat Provinsi Jawa Barat, serta para perwakilan daerah tetangga.
Menurut Aang, sumber daya alam (SDA) daerah “Kunci Bersama” beragam dan sangat luar biasa. Setiap daerah memiliki potensi andalan. Misal Cilacap punya minyak, Kuningan punya geothermal, Cirebon pelabuhan, Majalengka Bandara Internasional dan lainnya. “Jadi nggak usah takut, kalau ‘Kunci Bersama’ jadi provinsi baru,” tandasnya.
Dilihat dari peta, Aang menilai daerah “Kunci Bersama” sangat strategis, membentang dari utara ke selatan. Kabupaten Brebes dan Cilacap sudah mau, karena merasa terlalu jauh dari ibu kota provinsinya, Semarang Jawa Tengah. Pun Kuningan terlalu jauh dari ibu kota Provinsi Jawa Barat, Bandung.
Maka, jika potensi ke-8 daerah perbatasan “Kunci Bersama” itu dieksplor atau dikelola secara optimal, Aang optimistis akan membawa pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan. “Soal ibu kota provinsi baru ‘Kunci Bersama’ di mana? Nanti dibicarakan,” seloroh Aang saat ditanya ancar-ancar ibu kota provinsi baru itu.
Yang jelas, wacana provinsi baru untuk menyatukan daerah “Kunci Bersama” yang meliputi sebagian daerah Jawa Tengah dan sebagian daerah Jawa Barat ini, lanjut Aang, sudah diwacanakan oleh wali kota Banjar. Bahkan sudah ada kesepakatan informal antardaerah perbatasan. “Wacana ini sudah dimunculkan wali kota Banjar. Nanti dalam Porsenitas Kunci Bersama di Cilacap, juga akan kembali kita wacanakan,” kata Aang.
Terpisah Ketua DPRD Kuningan H Acep Purnama MH, mengklaim, telah memiliki pemikiran sejak dulu bahwa Provinsi Jawa Barat harus dimekarkan. Provinsi sebesar Jawa Barat, dinilainya tidak akan mampu mengurus daerah secara merata. Pun Provinsi Jawa Tengah. “Jadi elok sekali, kalau ada sebagian daerah Jateng dan sebagian daerah Jabar bersatu untuk provinsi baru,” ungkap politisi PDIP itu.
Acep bahkan lebih setuju provinsi baru “Kunci Bersama” dibanding Provinsi Cirebon. Meskipun DPRD Kuningan sempat menyetujui pembentukan Provinsi Cirebon atas dasar aspirasi para BPD (badan permusyawaratan desa). “Kita setujui Provinsi Cirebon, karena dasarnya itu tadi. Jabar sudah laik untuk dimekarkan. Tapi saya lebih setuju kalau Provinsi barunya Kunci Bersama,” tegas Acep.
Secara geografis, Acep menilai, semua daerah “Kunci Bersama” memiliki potensi kekayaan yang hampir merata. Dari sisi demografis, laju pertumbuhan penduduk juga sangat memungkinkan. “Jadi sangat laik,” tandasnya.
**P3C MENDUKUNG
Wacana pembentukan provinsi “Kunci Bersama” tidak dipermasalahkan oleh Ketua Umum Presidium Pembentukan Provinsi Cirebon (P3C), Nana Sudiana. Bahkan, Nana dan P3C menyokong niat yang digulirkan bupati Kuningan tersebut. Dengan syarat, sepanjang bisa lebih menyejahterakan masyarakat dan melalui mekanisme yang baik, hal itu harus diapresiasi. “Silakan. Jika itu untuk kebaikan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan, kami mendukung,” ujarnya kepada Radar, Selasa (12/3).
Menurut Nana, perjuangan membentuk provinsi baru tidak selesai dalam satu tahun. Karena itu, wacana tersebut harus segera ditindaklanjuti. “Wacana pembentukan provinsi ‘Kunci Bersama’ yang diusulkan Aang Hamid Suganda sangat luar biasa. Terlebih, cakupan wilayah yang diambil, melewati batas provinsi Jawa Barat,” katanya.
Nana menilai, untuk selain Kabupaten Brebes dan Cilacap, prosesnya tidak begitu menghambat. Sementara, untuk proses Brebes dan Cilacap, dipastikan ada kendala besar. Pasalnya, kedua wilayah itu berbeda administrasi dan masuk Provinsi Jawa Tengah. Berbeda halnya jika Brebes dan Cilacap mengajukan ke pemerintah pusat. Jika itu dilakukan, daerah cakupan provinsi “Kunci Bersama” itu, sangat luar biasa. “Tentu saja, ini perlu disambut dan direspons,” tukasnya menanggapi wacana Bupati Kuningan tersebut.
Nana mengungkapkan, sikap Aang dengan mengkaji potensi wilayah dan mewujudkan menjadi provinsi baru demi kesejahteraan masyarakat, merupakan sikap yang sangat arif dan bijaksana. Bahkan, bisa jadi bupati Kuningan itu ingin menyempurnakan syarat-syarat yang menurut pahamnya belum disempurnakan. Dalam hal ini, P3C berpikir positif dan tidak mempermasalahkan wacana pembentukan provinsi “Kunci Bersama”. Terpenting, kata Nana, wilayah III Cirebon ada perubahan kesejahteraan masyarakat.
Melihat komposisi wacana provinsi “Kunci Bersama”, di dalamnya merupakan cakupan Provinsi Cirebon. Dengan demikian, kata Nana, P3C sangat terbantu dan tidak merasa tersaingi. Sebagai warga negara, mewacanakan sesuatu sah-sah saja. Meskipun wacana itu sudah dibahas dan dipenuhi syarat-syaratnya, keputusan tetap ada di pemerintah pusat.
Sejauh ini, P3C mengaku belum melakukan komunikasi dengan Bupati Kuningan terkait wacana tersebut. Nana menduga, selama ini wacana pembentukan provinsi “Kunci Bersama” hanya angan-angan Bupati Aang Hamid Suganda dan belum ditekadkan bersama. Sampai hari ini, DPRD Kuningan sudah memberikan surat keputusan menyetujui pembentukan Provinsi Cirebon. Karena itu, Nana masih menganggap DPRD Kuningan pro P3C.
Jika sampai wacana pembentukan provinsi “Kunci Bersama” itu benar-benar terealisasi, Nana mempersilakan mereka untuk bersama-sama berjuang dengan P3C atau tidak. “Selama ini, belum ada komitmen tentang hal itu. P3C tetap terus berjuang dan berjalan. Dalam waktu delapan bulan ke depan, semua akan terwujud. Provinsi Cirebon,” ucapnya, yakin. (tat/ysf)