Ribuan Guru Honorer Indramayu Mogok Ngajar

Selasa 16-10-2018,14:34 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

INDRAMAYU - Tuntutan tak digubris, membuat ribuan tenaga honorer sekolah negeri di Kabupaten Indramayu kompak mogok mengajar, Senin (15/10). Dampaknya, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) menjadi terganggu. Pantauan Radar Indramayu, lantaran kekurangan tenaga pengajar sejumlah SDN di wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar) terpaksa memulangkan siswanya lebih awal. Bahkan, ketimbang tidak belajar di kelas sejumlah siswa memilih untuk meliburkan diri. “Gurunya pada mogok belajar pak, tuh lihat” ucap salah seorang siswa di Kecamatan Bongas sembari menunjukkan spanduk besar yang terpasang di pagar sekolahnya. Terpisah, Koordinator Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan (KWKBP) Sukra, H Patoni SPd membenarkan aksi mogok massal guru honorer membikin KBM tidak berjalan normal. Karena itu, diatur strategi agar KBM tetap berlangsung meski dengan tenaga pengajar yang terbatas. Patoni mengintruksikan para kepala sekolah untuk mengajar di kelas. Kemudian guru PNS dapat mengajar di kelas lain yang ditinggal guru honorer. “Ini inisiatif saja sampai kondisi kembali normal,” kata dia. Pun demikian, Patoni belum mengetahui sampai kapan aksi mogok mengajar tersebut berlangsung. Dia berharap demo guru honorer tidak sampai lama. Setidaknya, ada solusi dan bisa segera diselesaikan pemerintah. Sebab, bila guru honorer mogok mengajar lama, pengaruhnya besar untuk KBM. \"Kalau bisa secepatnya dicarikan solusi,\" harapnya. Sebagai kalangan pendidik, Patoni mengaku bersimpati dengan nasib para tenaga honorer. Padahal, dari puluhan tenaga honorer baik pendidik dan kependidikan yang tersebar di 20 SDN se-Kecamatan Sukra memiliki kompetensi dan kecakapan yang mumpuni. Sementara di sisi lain, honor yang mereka terima sangat tidak manusiawi. Selain itu, mereka juga tidak mempunyai tunjangan apapun serta fasilitas apapun, termasuk jaminan kesehatan. “Honornyakan dari BOS, dari belanja rutin pegawai. Rata-rata honorer di sini dapatnya antara Rp 250 ribu sampai Rp 500 ribu per bulan. Jauh di bawah UMK,” ungkap Patoni. Karena itu, Patoni berharap tuntutan dari para tenaga honorer dapat dicari jalan keluarnya oleh pemerintah. Sehingga, mereka bisa kembali melaksanakan tanggungjawabnya mengajar di sekolah. Aksi mogok mengajar ini juga menjadi perhatian Dewan Pendidikan Kabupaten Indramayu. Melakukan pemantauan ke beberapa lokasi, Dewan Pendidikan Indramayu memastikan kegiatan belajar mengajar (KBM) berjalan lancar meski ribuan guru honorer melakukan aksi mogok mengajar. Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Indramayu, Suhaeli menyebutkan, sesuai hasil pemantauan, proses KBM berjalan lancar dan tidak ada kendala berarti. Pasalnya, Dewan Pendidikan telah mengantisipasi aksi mogok massal itu sejak menerima surat pemberitahuan dari Forum Guru Honorer Indonesia (FGHI) Indramayu pada pekan lalu. \"Posisi guru yang kosong itu digantikan mahasiswa PPL dari Universitas Wiralodra Indramayu dan petugas TNI-Polri,\" kata Suhaeli, Senin (15/10). Dia mengatakan, Dewan Pendidikan Kabupaten Indramayu telah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan para guru honorer. Di antaranya, mendesak pengesahan aturan batasan usia maksimal hingga 45 tahun pada seleksi CPNS dan penerbitan SK guru honorer dari Bupati Indramayu. \"Mulai 1 Januari 2019 itu guru honorer dapat penghasilan yang lebih baik dari Pemkab Indramayu, makanya semoga tidak terlalu lama mogoknya,\" ujar Suhaeli. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait