Jalan Sukalila Terkenal sebagai Kawasan Pigura

Minggu 21-10-2018,14:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Jalan Sukalila sudah lekat dengan imej sebagai kawasan pedagang kaki lima (PKL). Sepanjang Jalan Sukalila dimulai dari kawasan pigura sampai terusan Sukalila, ada sebanyak 105 PKL di sana. Jumlah tersebut terdiri atas PKL pigura , PKL sepatu dan sandal, pedagang makanan juga minuman. Meski begitu, di jalan ini, didominasi PKL penjual pigura. Keberadaan PKL di kawasan Jalan Sukalila ini didominasi PKL pigura. Yang datang pun berasal dari banyak kalangan. Terutama mahasiswa juga pelajar. Rata-rata untuk kebutuhan tugas. Meski tak selalu ramai, namun diakui pedagang yang enggan disebut namanya itu, pembeli ada saja. Untuk itu, menurutnya berjualan di kawasan ini untung. \"Di sini lokasi srategis, walaupun engga setiap hari ramai tapi tiap hari mah ada ajalah yang beli,\" ujarnya. Dalam sehari, dirinya bisa mengantungi Rp300 sampai Rp1 juta. Keuntungan tersebut diakuinya belum bersih. “Masih harus dibagi dengan modal kembali,” kata pedagang berusia 20 tahun ini. Diakuinya, kawasan Sukalila merupakan lokasi strategis dan masyarakat Cirebon sudah mengetahui bahwa kawasan Sukalila memang menawarkan kebutuhan pigura, lukisan dan lainnya. “Kalau di sini sudah ada pasarnya sendiri, orang ya sudah pada datang sendiri. Walaupun nggak ramai-ramai banget lah tapi ada saja,\" tutur pedagang yang sudah berjualan hampir 6 tahunan itu. Sementara itu, pedagang nasi lengko Jalan Bahagia, Kiroh (40) mengatakan, dalam sehari berjualan di kawasan tersebut bisa megantungi Rp200 ribu. “Sehari-hari berjualan nasi lengko dengan modal pas-pasan,” akunya. Meski begitu, sampai saat ini dirinya masih berjualan di tempat yang sama. \"Enggak saya enggak muter. Jualan mangkal di sini dari pagi sampai sore. Lumayan jualan di sini daripada nganggur di rumah,\" ungkapnya. Pedagang nasi lengko yang sudah berjualan sejak tahun 2005 itu sampai saat ini masih bertahan karena sudah memiliki pelanggannya sendiri. Dengan modal Rp200 ribu setiap harinya, meski pasang surut modal jualan tetap balik modal. “Di sini kelihatannya memang sepi, tapi banyak yang beli itu ya orang lewat. Sering juga dibungkus. Lumayan saja, alhamdulillah,\" tambahnya. (myg)

Tags :
Kategori :

Terkait