Debat di Kampus, Kubu Jokowi-Ma’ruf Terima Tantangan Kubu Prabowo-Sandi

Senin 22-10-2018,10:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

JAKARTA–Tantangan kubu Prabwo-Sandi menggelar debat capres-cawapres Pilpres 2019 di kampus dan dihadiri para akademisi, dijawab kesiapan kubu Jokowi-Ma’ruf. Demikian diungkap Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding. Menurutnya, ada sejumlah manfaat bisa diraih dari debat di kampus. Utamanya bagi kalangan akademisi. “Saya secara prinsip sejak awal juga mengusulkan bahwa kampus itu sangat baik dan ideal untuk ajang debat,” ujar Karding kepada wartawan, Minggu (21/10). Selain itu, menurutnya, kampus dianggap penuh dengan ide dan gagasan serta idealisme. “Karena memang selain mendorong agar kampus tidak alergi politik, yang kedua kampus sebagai institusi yang selama ini dianggap produksi gagasan ide-ide dan idealisme,” sambungnya. Malah, pihaknya mengusulkan tak hanya debat capres-cawapres saja yang digelar di kampus. Tapi juga debat tim kampanye sekaligus. “Tidak hanya debat paslon, debat tim kampanye masing-masing juga boleh berdebat dengan melibatkan semua unsur civitas akademika. Itu sangat baik dan kami sepakat,” tantangnya balik. Meski demikian Undang-undang saat ini membatasi untuk merealisasikan usulan tersebut. Sehingga butuh dibicarakan lebih lanjut terkait wacana ini. Senada, Juru Bicara TKN Ace Hasan Sadziliy pun berpendapat sama. Hanya saja wacana ini harus disusun secara matang, sehingga daya cakupnya tidak hanya dinikmati kalangan akademisi saja. “Soal debat di kampus, prinsipnya kami setuju-setuju saja. Namun yang harus dicermati adalah seberapa luas daya jangkaunya. Apakah hanya cukup akademisi dan mahasiswa di kampus tersebut?,” pungkasnya. Sebelumnya, tantangan debat pilpres di kampus disampaikan Koordinator Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak. Menurutnya, debat di kampus agar civitas akademika dapat terlibat dalam mengkritisi gagasan para kandidiat. Menurut Dahnil penyelenggaraan debat di kampus lebih murah dibandingkan acara debat dilakukan di hotel. Debat di kampus juga bisa meminimalisir hingar bingar para pendukung. Namun harus dipastikan juga dosen dan mahasiswi yang terlibat debat bukan bagian dari politik praktis. “Kami mengusulkan debat digelar di kampus terpilih, diikuti oleh akademisi dan mahasiswa terpilih yang bebas berdialog dan ‘menguliti’ semua visi-misi kandidat, dan disiarkan langsung di televisi-televisi nasional, tidak perlu menghadirkan para pendukung jadi lebih ekonomis dan efisien,” ujarnya, Sabtu (20/10). Dahnil menilai jika KPU menerima usulan ini, maka kualitas demokrasi di Indonesia telah meningkat. Debat, sambung Dahnil, juga akan berlangsung dinamis, mengigat jika debat yang diadakan di hotel, lebih banyak suara pendukung dibanding gagasan yang dipaparkan kandidat capres-cawapres. “Saya pikir ini cara yang sangat beradab dan sangat maju dalam demokrasi kita. Daripada debat di hotel yang datang pendukung itu susah tertibnya teriak-teriak segala macam. Paling penting apa, paling penting TV menyiarkan langsung, dan tidak ada yang berisik berisik,” pungkasnya. (JPG/ruh/pojoksatu)  

Tags :
Kategori :

Terkait