LGBT Marak Lagi, Cirebon Perlu Waspada

Senin 22-10-2018,13:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Belakangan ramai soal lesbian, gay, bisexual, dan transgender (LGBT) di Garut. Kepolisian bahkan turun melakukan penyelidikan. Jangan lupa, kasus serupa juga ada di Cirebon. Apalagi yang menyebar lewat sejumlah media sosial (medsos). Baik Facebook atau lainnya. Sebelumnya, dari penelusuran Radar Cirebon, ada lebih dari 10 komunitas gay di media sosial. Mulai dari group Gay Cirebon Timur, New Gay Cirebon Timur, Gay Cirebon Community, Gay Cirebon Raya, Gay Cirebon City, Gay Cirebon Purnama, Om Gay Cirebon. Dan masih banyak lagi. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana mengatakan data tahun 2017 akhir tercatat sebanyak 3.000-an orang mengikuti grup gay di medsos. Kemungkinan Oktober 2018 ini bertambah. “Di tahun 2018 ini, grafik data baru akan diketahui setelah survei dilakukan awal Desember mendatang. Kami survei dengan waktu berbeda setiap harinya. Pagi, siang dan malam. Ke tempat-tempat hiburan, klub malam, sampai ke kolam renang dengan berkomunikasi langsung. Kami lakukan pendataan ril pada populasi yang berisiko tinggi,” papar Nanang. Menurut Nanang, cara yang dilakukan oleh pelaku LGBT menjerat pasangan baru biasanya melalui perkenalan kemudian berlanjut dengan pemberian hadiah. Baik dalam bentuk pulsa maupun barang lainnya. Selama dalam pendekatan itu, kaum perilaku seks menyimpang biasanya memulai memancinga dengan mengirim gambar porno. Mereka kemudian mengajak sasarannya masuk komunitas LGBT. “Kami sudah melakukan sosialisasi tentang bahaya yang timbul dari prilaku seks menyimpang ini. Kami juga lakukan edukasi tentang perilaku hidup sehat. Ada  pemeriksaan, tes HIV serta tes penyakit kelamin. Pada intinya, kami juga imbau warga Cirebon juga tetap waspada. Jangan sampai terjerumus masuk komunitas ini,” ucapnya. Sementara soal jumlah LGBT di Kota Cirebon, pernah diungkapkan oleh Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kota Cirebon. Pada tahun 2017, sekitar 1.677 orang mengaku sebagai LGBT. Sebelum tren LGBT muncul di permukaan, istilah yang biasa dipakai ialah Lelaki Sex Lelaki (LSL) atau yang disebut gay. Faktor yang memengaruhi  orang menjadi bagian dari pelaku LGBT ialah karena pergaulan dan lingkungan, penyakit hormon, gaya hidup (pilihan hidup), tidak ada beban untuk bertanggung jawab jika hamil, atas dasar suka sama suka (kesengajaan), dan karena alasan tidak perlu mengeluarkan uang banyak demi memuaskan nafsu. Hampir 100 persen pelaku LGBT berusia produktif. Yang mengagetkan, pengidap LGBT ini bukan hanya warga biasa, tapi ada juga dari kalangan PNS, pejabat, dan lain-lainnya. (cep/via)  

Tags :
Kategori :

Terkait