Harga Telur Ayam Ras Masih Fluktuatif

Senin 05-11-2018,18:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Harga telur ayam ras hingga kini masih terus berfluktuatif. Di beberapa pasar, harga telur ayam ras masih terpantau lebih mahal dari harga biasanya. Kepala Pasar Jagasatru Sugandi menuturkan, harga standar telur ayam ras di kisaran Rp19 ribu /kg. Kemudian harga naik menjadi Rp20 ribu/kg dan Rp25 ribu/kg. Harga telur ayam terus berfluktuatif selama sepekan terakhir. Sama halnya dengan telur ayam ras, harga daging ayam ras pun kini masih di atas normal. Dijual di kisaran Rp33-35ribu/kg. Sementara daging sapi berkisar Rp110-115 ribu. Sedangkan untuk harga bumbu dapur dan sembako di Pasar Jagasartu masih dijual dengan harga standar. Seperti  cabai merah yang dijual dengan harga Rp20-22 ribu/kg, cabai hijau Rp14-16ribu/kg, bawang merah dan bawang putih Rp20-25 ribu/kg. Untuk beras dijual Rp8,5-11,5 ribu. Pedagang sembako di Pasar Drajat, Kusmayadi mengungkapkan, harga telur ayam ras memang sempat turun menjelang akhir pekan. Namun kembali naik Minggu (4/11). Di Pasar Drajat masih dijual Rp22 ribu/kg. Dengan rentang harga ini, belum ada dampak signifikan terhadap daya beli masyarakat. “Sehari masih jual 30 kilogram,” ucapnya. Fluktuasi sejumlah bahan kebutuhan pokok, juga turut memicu inflasi di bulan Oktober hingga 0,12 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,75. Dari tujuh kota pantauan IHK di Provinsi Jawa Barat, tercatat semua kota mengalami inflasi. “Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bandung 0,50 persen dan terendah terjadi di Kota Tasikmalaya 0,05 persen,” ujar Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Cirebon Joni Kasmuri. Dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi, satu kelompok mengalami deflasi, dan satu kelompok tidak mengalami perubahan indeks harga. Kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,22 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,34 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,06 persen, kelompok sandang mengalami inflasi 0,14 persen, kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,04 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks harga, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,47 persen. \"Kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar adalah makanan jadi sebesar 0,0859 persen,\" tuturnya. Jono menuturkan, di Oktober 2018 kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi sebesar 0,0553 persen. Komoditi yang memberikan andil deflasi antara lain adalah bawang merah, telur ayam ras, pisang, dan kangkung. Untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau memberikan andil inflasi sebesar 0,0859 persen dengan komoditi yang memberikan andil inflasi anara lain soto. Kemudian untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang memberikan andil inflasi sebesar 0,0147 persen, tisue menjadi salag satu komoditi yang memberikan andil. (apr)

Tags :
Kategori :

Terkait