Gelar Pahlawan Nasional, Anies Teringat Jadi Juru Ketik sang Kakek

Jumat 09-11-2018,09:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang telah menganugerahi kakeknya, Abdurrahman Baswedan gelar Pahlawan Nasional. \"Kami menyampaikan apresiasi. Sebab proses ini sebenarnya dimulai 2010 diusulkan waktu itu,\" ujar Anies di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (8/11/2018). https://twitter.com/aniesbaswedan/status/1060470055757000706?s=19 Nama Abdurrahman Baswedan diusulkan Pemerintah Provinsi Yogyakarta. Namun, baru di delapan tahun kemudian, pemerintah memberikan gelar tersebut. \"Pertama yang mengusulkan itu Provinsi DIY. Karena memang almarhum hingga akhir hayatnya menghabiskan waktu di Yogyakarta. Kebetulan juga saya tinggal serumah dengan kakek mulai dari bayi sampai SMA,\" ujar Anies. Abdurrahman Baswedan lahir di Surabaya, Jawa Timur, 9 September 1908. Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai seorang nasionalis, jurnalis, pejuang kemerdekaan, diplomat, mubaligh sekaligus sastrawan. Almarhum sempat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir, Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen, dan Anggota Dewan Konstituante. Salah satu prestasinya yang terukir di bidang diplomasi, yakni menjadi diplomat pertama Indonesia dan berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama atas eksistensi Republik Indonesia dari Mesir. Diberitakan, Presiden Joko Widodo, Kamis siang, menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada enam orang di Istana Negara, Jakarta. Keenam orang itu, yakni: 1. Alm Abdurrahman Baswedan, tokoh dari Yogyakarta 2. Alm Pangeran Mohammad Noor, tokoh dari Kalimantan Selatan 3. Alm Agung Hajjah Andi Depu, tokoh dari Sulawesi Barat 4. Alm Depati Amir, tokoh dari Bangka Belitung 5. Alm Kasman Singodimejo, tokoh dari Provinsi Jawa Tengah 6. Alm KH Syam\'un, tokoh dari Banten Acara diawali dengan mengumandangkan lagu \"Indonesia Raya\" dilanjutkan dengan pembacaan surat Keputusan Presiden Nomor 123/TK tahun 2018 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Penyerahan gelar Pahlawan Nasional masing-masing diterima oleh ahli waris. ‎Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki banyak pengalaman bersama kakeknya, almarhum AR Baswedan  yang kini mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Satu di antara pengalaman tersebut, yaitu menjadi juru ketik ketika AR Baswedan menulis kolom untuk media massa jenis surat kabar. Sejak bayi hingga menjadi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Anies Baswedan tinggal serumah dengan AR Baswedan ‎di Yogyakarta, di mana setiap hari kakeknya menulis kolom kolom untuk surat kabar. \"Saya waktu itu bagian mengantarkan ke kantor pos, ketika SD (sekolah dasar), saya bagian mengetik, kalau beliau mendiktekan‎,\" kata Anies Baswedan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/11/2018). Saat menjadi juru ketik, Anies Baswedan mempunyai pengalaman unik waktu itu. Setiap di ujung surat atau kolom yang dikirim ke media massa, tertulis \'surat ini, saya diktekan pada cucu saya, Anies\'. \"Saya bangga sekali, kemudian hari saya baru tahu, bahwa itu cara memberitahu penerima kalau salah-salah ketik yang bikin adalah cucunya. Itu diplomasi yang halus, membuat yang satu sisi senang, sisi lain tahu,\" papar Anies Baswedan. Menurut Anies Baswedan, tulisan AR Baswedan, kakeknya itu, yang dimuat di media massa temanya sangat beragam, mulai persoalan politik domestik sampai masalah persatuan dan keumatan. Kegiatan AR Baswedan semasa hidupnya diingat Anies Baswedan selalu menyempatkan diri untuk membaca, menulis, dan berdiskusi bersama tokoh-tokoh masyarakat waktu itu. \"Pesan waktu itu, saya ingat masih kecil, \'Anies, kalau ada waktu kosong, baca, waktu kosong, baca\', dan itu yang beliau kerjakan waktu itu, karena beliau wartawan, warisannya hari ini ratusan kaset rekaman,\" kata Anies Baswedan. Baca: Jadi Juru Ketik Sampai Dapat 5000 Buku, Kenang Anies terhadap Sang Kakek AR Baswedan Saat berpergian bersama, Anies Baswedan melihat‎ kakeknya selalu membawa alat perekam bersama kaset dan kamera, sehingga setiap pembicaraan selalu direkam. \"Nanti sampai di rumah beliau dengarkan, dan kita ikut dengarin, beliau dengan seseorang berdiskusi, diskusinya direkam dan tinggalannya ratusan kaset masih ada,\" ucap Anies Baswedan. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait