4.355 Warga Rohingya Pulang ke Myanmar, Sejumlah Pengungsi Coba Bunuh Diri

Selasa 13-11-2018,12:02 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

COX BAZAR - Pemerintah Bangladesh dan Myanmar akan mendorong pemulangan ribuan pengungsi Rohingya minggu ini. Padahal wacana itu mendapat keberatan dari PBB dan bertentangan dengan keinginan para pengungsi. Minggu lalu rasa takut mencengkeram kamp-kamp di Bangladesh, seiring dengan munculnya kabar bahwa sekitar 4.355 orang, telah dimasukan daftar Rohingya yang disetujui untuk kembali ke Myanmar. Pemulangan pertama sendiri akan berjalan pada Kamis (15/11) mendatang. Akan tetapi Guardian menyebutkan jika tidak semua orang yang ada dalam daftar itu, tahu menahu soal rencana pemulangan dan kapan daftar itu dibuat. Seorang pengungsi Rohingya bernama Mohammad Ayaj mengatakan, ayahnya, Mohammad Shaker, meninggal dunia akibat serangan jantung pada pekan lalu akibat perasaan cemas yang disebabkan wacana pemulangan tersebut. “Beberapa menit sebelum ayah saya tak sadarkan diri, dia berkata pada saya untuk menyembunyikan saudara-sadara saya dari repatriasi. Jangan kembali ke Myanmar, di sana kami akan kembali berhadapan dengan kekerasan lagi,” kata Ayaj seperti dikutip Observer. Seperti diketahui, lebih dari 700 ribu pengungsi Rohingya melarikan diri, melintasi perbatasan ke Bangladesh, setelah aksi kekerasan di negara bagian Rakhine pada Agustus 2017 lalu, yang dilakukan militer Myanmar dan beberapa orang Buddha Rakhine terhadap penduduk Muslim minoritas. Puluhan ribu penduduk Rohingya tewas, dan hasil penyelidikan PBB menemukan adanya bukti  perkosaan massal dan penyiksaan. Para pengungsi di kamp-kamp Cox Bazar mengatakan gara-gara kabar pemulangan tersebut, dua orang pengungsi Rohingya di kamp Unchiprang dilaporkan mencoba untuk mengakhiri nyawanya. Dil Mohammad, seorang pengungsi Rohingya yang berusia 60 tahun, mencoba untuk mengakhiri hidupnya sendiri, setelah mengetahui namanya ada dalam daftar tersebut. Pada hari Selasa lalu, Hamid Hossain mencoba bunuh diri setelah diberitahu seorang petugas kemp Bangladesh, bahwa ia harus kembali ke negaranya. Sementara menurut Mohammad Ismail, pria yang tinggal di kamp pengungsi Jamtoli di pantai Cox\'s Bazar bersama istri dan keenam anaknya, mengatakan bahwa tidak ada dari mereka yang ingin dikembalikan ke negara asal. “Di sekitar saya ada 13 keluarga lain yang telah diberitahu bahwa mereka masuk daftar, namun tidak mengerti bagaimana itu bisa terjadi. Seperti saya, mereka semua tidak ingin kembali ke Burma, bingung dan cemas. Kami tidak tahu bagaimana nasib kami ke depannya,\" kata dia. Dan di saat pihak Bangladesh mengklaim  bahwa semua repatriasi adalah bersifat sukarela, namun ada bukti yang menunjukan bahwa ada tekanan yang dialamatkan pada para pengungsi Rohingya, khususnya mereka yang masuk daftar pulang tersebut. Juru bicara Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Caroline Gluck, mengatakan, lembaga itu tidak akan memfasilitasi pengembalian atau menyediakan transportasi atau dalam bentuk bantuan lainnya. Lantaran skeptis dengan kondisi di negara bagian Rakhine, dan bahwa upaya pemulangan tersebut memberikan jaminan kepada mereka yang kembali. (ruf/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait