Ada Tiga Titik Pergerakan Tanah, Desa Ciwaringin Masih dalam Pengkajian

Rabu 14-11-2018,20:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mengungkapkan, di Kabupaten Cirebon ada tiga titik daerah yang mengalami pergerakan tanah. Selain yang terbaru di Desa Ciwaringin, dua lainnya adalah Desa Gemulung Lebak, Kecamatan Greged dan Desa Mandala, Kecamatan Dukupuntang. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon Eman Sulaeman kepada menjelaskan, di Desa Gemulung Lebak, Kecamatan Greged kejadiannya pada tahun 2017 dan Desa Mandala, Kecamatan Dukupuntang di akhir 2017. Dari ketiga titik daerah tanah bergerak, lanjut Eman, sudah dua titik mendapat rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Rekomendasinya adalah relokasi warga Desa Gemulung Lebak yang berada di bagian bawah dekat sungai. Sehingga ada dua rumah yang direlokasi. Begitu juga dengan Desa Mandala, hanya beberapa rumah saja yang direlokasi. Ditanya bagaimana dengan warga di Desa Ciwaringin? Pihaknya akan mengirimkan surat kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PVMBG untuk segera dilakukan kajian. “Prosesnya saat ini kami akan kirimkan surat permohonan kajian tanah bergerak di Desa Ciwaringin,” ujarnya. Eman mengakui, PVMBG sangat cepat merespons permintaan untuk kajian. Misalnya hari ini BPBD mengirimkan surat, maka satu atau dua hari sudah langsung ditindaklanjuti untuk melakukan kajian. Sementara itu, pemilik rumah di Desa Ciwaringin yang terimbas pergerakan tanah, Sertu Dulkalim mengatakan, rumahnya bertambah parah ketika sudah mulai musim hujan.  “Kalau sudah musim hujan itu retaknya bertambah parah. Tahun kemarin juga mulai mengalami retak saat musim hujan datang. Kalau kemarau, nggak terlalu berimbas,” ungkapnya. Dirinya berharap, tanah bergerak ini segera mendapat solusi penyelesaiannya. Karena dirinya khawatir, pada musim hujan ini, bisa mengakibatkan sesuatu yang lebih fatal. “Mudah-mudahan cepat ditangani dan ada solusinya. Tetapi kalau solusinya harus relokasi, ya saya bingung mau ke mana? Rumah saya cuma satu-satunya ini,” tuturnya. Ketua DPRD Kabupaten Cirebon H Mustofa SH mengaku heran ketika terjadi pergeseran tanah di wilayah tersebut. Sebab, sebelumnya data yang didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, wilayah-wilayah yang rawan terjadi pergeseran tanah berada di wilayah selatan. Namun, ia belum mengetahui penyebab pasti pergerakan tanah tersebut. “Kalau melihat lokasinya yang dekat dengan sungai besar, bisa saja pergeseran tanah itu karena erosi atau abrasi dari sungai,” ujar pria yang akrab disapa Jimus itu kepada Radar, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (13/11). Menyikapi terjadinya erosi dan pergeseran tanah di Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, pihaknya meminta agar BPBD dan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWSCC) melakukan kajian. \"Kalau memang itu dampak abrasi, kemudian bergesernya tanah karena hempasan air, ini menjadi kewenangan BBWSCC. Tetapi tanah berdirinya dari bangunan ini kan berada di Kabupaten Cirebon. Jadi BPBD harus mengkaji juga di sana,\" terangnya. Dalam kesempatan itu juga, politisi PDI Perjuangan ini menegaskan, pihaknya akan memanggil dan menanyakan langsung ke BPBD. Kira-kira apa tindak lanjut ke depannya. Tak hanya itu, jika memang musibah di Ciwaringin ini diakibatkan oleh sungai besar di wilayah tersebut, dan memerlukan pembangunan dari BBWSCC, maka pihaknya pun akan mendorong agar balai ini segera bertindak. \"Kita akan rekomendasikan agar itu segera ada penanganan,\" imbuhnya. Seperti diketahui, erosi akibat sungai Ciwaringin dan pergeseran tanah di sekitar lokasi tersebut, mengakibatkan tiga rumah rusak. Tak hanya itu, puluhan rumah dan jembatan jalan raya nasional penghubung Cirebon-Bandung pun terancam putus. (den/sam)

Tags :
Kategori :

Terkait