Ada Pabrik Semen, Warga Sejahtera?

Sabtu 22-12-2018,09:31 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Indocement adalah anak perusahaan HeidelbergCement, terlibat dan berperan penting dalam pembangunan pabrik semen yang kontroversial di pulau Jawa, Indonesia. Tujuan eksploitasi Pegunungan Kendeng ini mendapat perlawanan dari masyarakat yang tinggal di sana. Selain berdampak pada kehancuran sistem ekologi yang kompleks, pembangunan pabrik semen dan penambangan karst di Pegunungan Kendeng berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sekitar--sebagian dari mereka adalah petani dan masyarakat adat. Konflik memuncak pada tahun 2014, setelah itu lebih dari 20 perempuan lokal, sebagian besar dari mereka adalah ibu-ibu, tinggal di tenda protes yang mereka dirikan di lokasi pembangunan pabrik semen. Petugas keamanan dari pabrik semen memberikan batasan waktu berkunjung 10 menit untuk kerabat. Banyak aktivis yang bersolidaritas dan pendukung \"Perempuan Kendeng\" tidak bisa melakukan kontak dengan mereka lagi. Oleh karena itu, Perusahaan Semen menghadapi tuduhan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Pada tanggal 10 April 2016, hari ke-666 pendudukan di lokasi pembangunan pabrik semen, 9 Perempuan dari Kendeng melakukan protes di depan Istana Presiden di Jakarta, mereka secara simbolis menyemen kaki mereka. Selain protes terhadap pembangunan pabrik dan konsekuensi ekologis sebagai salah satu \"kesalahpahaman `pembangunan` dengan mengorbankan masyarakat adat dan petani\", Perempuan Kendeng juga memberikan statemen politik kepada HeidelbergCement bahwa \"sebuah perusahaan Jerman tidak harus berinvestasi dalam perusakan lingkungan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia, di negara manapun di dunia.\" Informasi yang dihimpun radarcirebon.com, sejak 16 Januari 1985. Indocement merupakan hasil penggabungan enam perusahaan semen yang memiliki delapan pabrik Pabrik pertama Indocement sudah beroperasi sejak 4 Agustus 1975. Tanggal 31 Desember 2014, Indocement memiliki kapasitas produksi sebesar 20,4 juta ton semen per tahun. Selain itu, Indocement juga memiliki kapasitas produksi beton siap-pakai sebesar 4,4 Juta meter kubik per tahun dengan 41 batching plant dan 706 truk mixer, serta memproduksi agregat sebesar 2,7 juta ton. Indocement memiliki 12 buah pabrik, sembilan diantaranya berada di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dua berada di Cirebon, Jawa Barat, dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. “Kesejahteraan seperti apa yang bisa diberikan pabrik semen kepada kami, sedangkan kami sekarang sudah sejahtera dari hasil pertanian?” kata Joko Prianto dalam film Samin VS Semen. Fakta bahwa Indonesia membutuhkan pabrik-pabrik semen boleh jadi tak terelakkan. Badan Pusat Statistik dan Asosiasi Semen Indonesia mencatat bahwa tahun 2015 terjadi surplus semen. Artinya, produksi lebih banyak dibandingkan konsumsi. Tahun itu, konsumsi semen hanya 60,4 juta ton. Tumbuh tipis 0,67 persen dari tahun sebelumnya. Sementara produksi semen di Indonesia mencapai 75,29 juta ton. Artinya, ada kelebihan sekitar 15 juta ton. Jika melihat hanya pada data 2015, Indonesia tentu tak butuh pabrik semen baru. Data konsumsi dan produksi semen tahun 2016 belum resmi dirilis. Tetapi menurut Agung Wiharto, angka konsumsinya mencapai 65 juta ton. Tetap saja masih surplus. Namun, bagaimana dengan tahun-tahun selanjutnya? Bagaimana jika pertumbuhan konsumsi semen meningkat tahun ini dan tahun depan, dan tahun depannya lagi? Sejak tahun 2003 hingga 2015, rata-rata pertumbuhan konsumsi semen tercatat 6,4 persen. Pertumbuhan pada 2015 itu terendah, setidaknya selama 13 tahun terakhir. Semen Indonesia memprediksi pertumbuhan konsumsi semen tahun ini akan meningkat. Proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang dikejar selesai 2019 dinilai akan menjadi salah satu pemicu pertumbuhan. Dari data konsumsi selama 13 tahun itu, radarcirebon.com menghitung perkiraan konsumsi di tahun-tahun mendatang dengan menggunakan metode forecasting. Dalam ekonomi dan bisnis, ia biasa digunakan untuk memperkirakan penjualan, produksi, ataupun konsumsi pada suatu waktu mendatang berdasarkan data-data sebelumnya. Dari data-data yang tersedia, didapatkan prediksi konsumsi semen pada 2020 sebesar 78,72 juta ton. Pada Oktober 2016, Indocement mulai mengoperasikan pabrik ketigabelas yang disebut “Plant 14” di Kompleks Pabrik Citeureup, yang merupakan pabrik semen terintegrasi terbesar milik Indocement dengan kapasitas desain terpasang mencapai 4,4 juta ton semen per tahun dan juga merupakan pabrik semen terbesar yang pernah dibangun oleh Indocement dan HeildelbergCement Group. Dengan rampungnya Plant 14, saat ini Perseroan telah mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 24,9 juta ton semen. Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Palimanan, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk_Bilingual_ 30 Juni 2018_ Baca: Serbuan Semen di Pulau Jawa Hingga Tersungkur Saat Ramai Proyek Infrastruktur Kelebihan pasokan semen tidak membuat emiten semen mengerem produksi. Penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) hingga November tahun ini meningkat. Penjualan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) juga mencatatkan pertumbuhan volume penjualan 6% menjadi 17 juta ton secara tahunan. Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan INTP, menuturkan, kelebihan pasokan semen memang masih menjadi kendala. \"Strategi kami menghadapi hal tersebut di antaranya adalah fokus menjual di pangsa pasar utama dan juga melaksanakan program-program yang menarik untuk end users,\" ujar dia, Selasa (18/12). Selain itu, emiten ini terus memasarkan produk terbaru, yaitu slag semen. Pada tahun depan, Mino, Analis IndoPremier Sekuritas, memprediksi, prospek industri semen tahun depan tidak jauh berbeda dengan tahun ini. Emiten produsen semen masih akan dihantui kelebihan pasokan. Sebab, menurut Mino, belum ada tanda jumlah permintaan di tahun depan akan naik signifikan. \"Proyek infrastruktur masih akan menjadi penyokong pertumbuhan permintaan untuk sektor semen, mengingat sektor properti juga belum begitu bagus,\" kata Mino, Selasa (18/12). Analis Anugerah Sekuritas Bertoni Rio mengatakan hal yang sama. Suasana politik di awal tahun depan akan membuat permintaan semen tumbuh melambat atau stagnan. Karena kondisi tersebut, Semen Indonesia mengaku memiliki strategi sendiri. Seperti melakukan efisiensi serta membuat terobosan dalam pemasaran. \"Kami melakukan restrukturisasi dan efisiensi untuk mengatasi itu, hasilnya utilisasi pabrik mencapai 90%, yang paling tinggi di Indonesia,\" kata Agung. Mino menambahkan, dengan kondisi bisnis yang tidak jauh berbeda, maka posisi pemegang pangsa pasar tidak akan jauh berubah. SMGR masih akan menjadi penguasa market share, sedangkan INTP berada di urutan kedua. \"Setelah PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) diakuisisi SMGR maka yang menjadi pemain utama sektor semen hanya dua pemain, yakni INTP dan SMGR,\" ujar dia. (*)  

Tags :
Kategori :

Terkait