Hari Pertama Sekolah, Murid MTs Istiqomah Panguragan Galang Dana

Kamis 03-01-2019,14:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Hari pertama masuk sekolah, sejumlah pelajar MTs Istiqomah Panguragan yang merupakan salah satu sarana pendidikan terdampak bencana angin puting beliung, melakukan penggalangan dana untuk bangunan sekolahnya yang rusak, Rabu (2/1). Mereka melakukan penggalangan dana atas dasar inisiatifnya dan saran dari para guru. Penggalangan dana dilakukan di depan sekolah dan dimulai ketika selesai melakukan upacara awal masuk sekolah. Upacara dipimpin langsung oleh kepala MTs Istiqomah Drs H Agus Ghusaeri. MTs yang berdiri sejak tahun 1985 itu, memiliki murid sejumlah 305 siswa. Pantauan di lapangan, dari 10 ruangan yang ada, 4 mengalami kerusakan pada bagian atap dan 1 diantaranya rata dengan tanah. Namun pagi itu, awal masuk sekolah, hanya beberapa yang hadir mengingat bencana belum lama melanda sekitar wilayah tersebut. Sambil menunggu bantuan, pihak sekolah dibantu masyarakat dan relawan, melakukan pemasangan sisa bahan bangunan yang masih dapat digunakan. “Ada 4 ruangan yang masih bisa digunakan untuk belajar dan baru selesai kita bersihkan. Dari pemerintah sudah banyak yang berkunjung dan mendata, tapi bantuan belum datang. Jadi ya sudah kita perbaiki yang ada aja sambil menunggu bantuan datang,” ujar Drs H Agus Ghusaeri, kemarin. Sambil menunggu renovasi, dikatakan Agus, pihaknya akan membagi jam belajar siswa untuk menempati 4 ruangan yang masih dapat digunakan. Ia juga akan memprioritaskan siswa kelas 9 karena akan menghadapi ujian nasional tingkat SMP pada 22 April mendatang. “Bantuan materi dari pemerintah baru sekitar 5 jutaan, dan dari Hj Idah warga Desa Gujeg menyumbang 2.500 genteng, kita pasang di bangunan depan. Selain 1 bangunan yang rusak parah, genteng juga lebih dari setengahnya rusak karena terbawa angin,” bebernya. Sementara itu, guru Alquran dan Hadits Amin menuturkan, hari pertama masuk sekolah, selain bersih-bersih bekas reruntuhan, siswa melakukan penggalangan dana untuk membantu membiayai bangunan sekolahnya yang mengalami kerusakan. Dikatakan Amin, orang tua siswa juga diperkenankan untuk memberikan donasi seikhlasnya. Ia juga memaparkan, akan memaksimalkan 4 ruangan kelas yang tersisa untuk belajar siswa. “Dibagi dua gelombang, pagi dan sore. Karena kelas 9 akan menghadapi ujian nasional, mereka kita utamakan. Tapi waktunya tentu akan terbatas, jika yang biasanya satu pelajaran 45 menit, karena terbatas kita kurangi menjadi 30 menit,” tukasnya. (ade)

Tags :
Kategori :

Terkait