Infeksi Serius, Tak Punya Biaya, Mita Dirawat Seadanya

Kamis 03-01-2019,15:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Mita (22) hanya bisa terbaring di kediamannya. Sejak umur empat tahun ia mengalami mati rasa di bagian bawah tubuhnya. Kondisi tersebut diperparah dengan infeksi Kulit yang diderita dua bulan lalu. Hingga saat ini, Mita hanya dirawat orang tua karena keterbatasan biaya. Ia tinggal di RT 01 RW 06 Kedung Kerisik, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Ibu Mita, Anisah (57) mengatakan, anaknya telah mengalami kondisi seperti itu sejak balita. Yang ketika bermain sempat menginjak paku. “Waktu itu nggak apa-apa. Malamnya panas. Nggak  lama kakinya lumpuh,” ujar Anisah kepada Radar Cirebon. Sejak lahir Mita mempunyai benjolan di punggung bawahnya. Setiap kali benjolan itu ditekan, ia merasakan nyeri dan sesak nafas. Selain itu saat buang air kecil maupun buang air besar, juga tidak merasakan mulas sebagaimana lazimnya. Kondisi Mita kian memprihatikan sejak 2 bulan lalu. Ia didiagnosa oleh dokter mengalami infeksi kulit. Kaki kirinya bengkak. Karena ketiadaan biaya untuk mengobati, Mita hanya dirawat dirumah. Infeksi itu sudah menyebar dan membuat kulit kakinya mengalami peradangan parah. Bahkan sampai muncul belatung dari tengkuk lututnya. “Sempat dibawa ke rumah sakit. Sudah 12 hari dirawat tapi disuruh pulang lagi. Bilangnya harus punya uang Rp200 ribu per hari untuk keperluan perawatan Mita,” katanya. Keputusan memulangkan Mita diaminkan pihak keluarga. Selama dirawat, keluarga kerepotan untuk biaya hidup sehari hari. Orang tua Mita tidak memiliki pendapatan tetap. Hanya mengandalkan penghasilan dari berjualan jajanan anak-anak di depan rumahnya. “Untuk makan dan keperluan kita juga banyak. Jadi kita sepakat supaya dirawat di rumah saja,” tuturnya. Di tempat terpisah, Perawat UPT Puskesmas Sitopeng Iis Nur Aisah SKep mengaku sudah memeriksa kondisi Mita. Ia mendapatkan informasi dari kader kelurahan setempat. Puskesmas hanya dapat menolong dengan melakukan perawatan berkala, seperti pengantian perban, mengobati luka-luka terbuka dan mengingatkan untuk rutin minum obat. Dikatakan dia, infeksi yang dialami Mita terbilang sudah cukup parah. Seharusnya mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Melihat kondisi peradangan kulit yang dialami, seharusnya kaki Mita harus diamputasi agar tidak menjalar ke bagian tubuh yang lain. “Sebagai petugas kesehatan, saya prihatin. Makanya saya ingin membantu mita dengan cara cara yang benar. Karena mengganti perban juga kan tidak sembarangan, ada tekniknya dan harus hiegienis,” jelasnya. Lurah Argasunya, Dudung Abdul Barry juga prihatin atas kondisi salah seorang warganya. Pihak kelurahan telah berbagai upaya untuk bisa membantu. Termasuk menggandeng pihak-pihak yang berwenang. Belum lama ini dia juga sudah melakukan kunjungan. Dari kader, dari RW juga sudah cukup tanggap. Termasuk juga dari pihak puskesmas. “Semoga mita bisa lekas sembuh,\" pungkasnya. (awr-mg)

Tags :
Kategori :

Terkait